Sagarayasa bercita-cita untuk menghimpun para pebisnis yang memiliki semangat serupa untuk dapat saling mendukung hingga menghasilkan ekosistem baru yang memberdayakan. Saat ini, mereka memiliki satu klien jenama fesyen yang berfokus membuat pakaian serba putih dengan aksen stitch kain perca di beberapa bagiannya. Diharapkan, kerja sama serupa dapat terus terjalin dengan pebisnis lainnya.
"Kita punya satu mimpi, kalau Sagarayasa kelak bisa jadi parent brand dari berbagai merk fesyen lokal. Jadi, semua yang tergabung di Sagarayasa bisa sama-sama maju," ungkap Ratih.
Cita-cita tersebut pun didukung penuh oleh BI. Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto mengatakan, konsep ekonomi hijau tengah menjadi salah satu fokus utama yang akan dikembangkan di Jawa Barat khususnya sepanjang 2021.
"Jawa Barat itu memiliki kekayaan alam yang luar biasa namun sempat mengalami degradasi lingkungan yang jadi sorotan," ungkapnya.
Oleh karenanya, penerapan konsep ekonomi hijau di berbagai lini menjadi ikhtiar yang tengah digenjot. Ekonomi hijau, dia mengatakan, adalah elemen yang tak dapat dilepaskan dari pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Kalau bicara ekonomi, kita bicara titik optimal. Bukan menang-menangan antara pembangunan yang bablas dengan konservasi lingkungan tiada batas, bukan seperti itu," ungkapnya.
Bagaimanapun, dia mengatakan, pembangunan pasti akan memunculkan ongkos bagi lingkungan hidup. Oleh karenanya, upaya mencari keseimbangan di antara keduanya adalah hal yang penting.
"Yang harus kita cari adalah titik optimal, bagaimana pembangunan dapat berjalan dan lingkungan secara berkelanjutan pun tetap dapat terpelihara," ungkapnya.
Dukungan BI tersebut diakui Ratih menjadi salah satu batu locatan keberhasilan Sagarayasa. Selepas WUBI, terdapat serangkaian dukungan lain yang diberikan BI terhadap kebutuhan bisnis mereka. Meski baru berdiri dalam waktu yang relatif singkat, banyak hal berarti yang telah dilalui keempatnya.
“Dukungan BI bisa dibilang sangat banyak. Kita sempat hanya mengundang perwakilan BI untuk menghadiri peluncuran produk, tetapi mereka bantu merancang hingga fashion show-nya. Mungkin karena kami punya concern yang sama,” ungkap Ratih.

Guna membangun ekosistem yang berkelanjutan, edukasi dari sisi konsumen pun turut dilakukan. Sagarayasa kerap memberi rangkaian workshop hingga tutorial gratis untuk menciptakan aneka produk fesyen ramah lingkungan yang dapat disaksikan melalui YouTube mereka. Tujuannya, agar tren fesyen berkelanjutan dapat semakin dikenal dan diminati masyarakat.
“Dalam nama Sagarayasa, kata ‘Yasa’ itu artinya termahsyur. Kita ingin dikenal bukan karena ingin jadi orang terkenal. Melainkan agar misi yang kita bawa bisa berhasil sampai ke masyarakat luas,” tutup Ratih.