AYOBANDUNG.COM -- Ciput dan manset tangan menjadi kebutuhan fashion pelengkap bagi wanita berhijab. Maka itu, meski bentuknya kecil, kedua benda tersebut menjadi item yang banyak dicari oleh muslimah.
Hal itulah yang mendorong Stephanie Caesaria berjualan baju syar'i dan aksesorisnya secara online pada 2015. Karena volume penjualan yang semakin meningkat, ia pun memilih fokus untuk menjajakan produk rajut dengan label sendiri bertajuk Madanara pada 2016.
"Awalnya kan saya ambil barang dari orang, terus mulai fokus untuk jualan pakai label sendiri, produksi sendiri, tapi hanya untuk hand shock (manset tangan) dan ciput rajut," tutur Stephanie pada Ayobandung.com di workshop Madanara di Ciwastra, Kota bandung, pada Kamis, 13 Mei 2023.
Ia mengungkapkan, perminataan item fashion pelengkap hijab itu meningkrat drastis di tahun 2016. Tak tanggung-tanggung, Madanara sampai memproduksi 1.000 pieces mancet dan ciput dalam sehari.
Dengan kapasitas produksi seperti itu pun, Stephanie mengaku belum mampu mengejar permintaan pasar.
"Wah pokoknya di tahun itu permintaan item pelengkap baju syar'i tinggi banget," katanya.
Ia pun sampai berkali-kali mengirimkan barang ke luar negeri. Di antaranya ke Malaysia, Qatar, dan Hongkong.

Maka itu, Stephanie segera mengurus Hak Kekayaan Intelektual untuk Brand Madara. Beruntung pada 2017, HAKI unntuk jenamanya sudah keluar.
Kejayaan usaha lulusan Sastra Inggris Universitas Padjadjaran itu terus berlangsung sampai 2018. Ia pun sampai memiliki puluhan pegawai yang bekerja di konveksi pribadinya.
Namun sayang, permintaan item fashion rajut untuk pelengkap hijab mulai turun pada 2019. Kondisi tersebut tentu menyebabkan omzet Madanara merosot lebih dari 50 persen.
Untungnya, Stephanie sempat melakukan pengembangan produk rajut terlebih dulu untuk item gamis, dress dan cardigan, sehingga pendapatan perusahaannya tidak terbanting parah.
Bahkan, saat ini ia sudah memiliki sister Brand bernama Stedi & Co. Jenama ini memiliki produk unggulan berupa gamis dan outer non rajut yang bisa dipakai oleh para muslimah untuk beraktivitas sehari-hari.
Dalam pembuatan produknya, Stephanie tak mau asal-asalan. Ia selalu berusaha memakai material terbaik untuk benang rajut dan bahan lainnya. Sebab, bagi Stephanie, kepuasan pelanggan menjadi nomer satu baginya.
Meskipun akibat dari keputusan tersebut membuat produk Madanara lebih mahal dari yang lain, ia meyakini bahwa pelanggan juga bisa menilai mana barang yang bagus dan yang tidak.
Rupanya apa yang diyakini Stephanie benar adanya. Hampir semua ulasan baik memenuhi kolom komentar toko online Madanara, salah satunya di Tokopedia.

"Warnanya cantik. Jahitannya rapi. Bahannya adem. Bahan menyerap keringat. Bahannya lembut. Tebalnya pas," tulis akun pembeli Dewi.
"Enak banget dipakainya. Jadi nggak mau ke lain hati, sudah cocok pakai yang ini saja. Terimakasih ya Madanara," tulis akun Widia.
"Jahitannya rapi tidak menerawang, ukuran sesuai, modelnya cantik, warnanya cantik," tulis akun A**d.
Belajar untuk Memperbaiki Kesalahan dalam Usaha
Stephanie mengaku bahwa usahanya mengalami pasang surut yang sangat drastis. Omzet yang awalnya bisa mencapai miliaran rupiah, kini hanya mampu bertahan di angka Rp50 juta saja per bulan.
Ia pun ingin memperbaiki kesalahannya dalam menjalankan usaha. Maka itu, ia ingin belajar lebih banyak lagi soal pengembangan usaha lewat pelatihan yang diberikan oleh Rumah BUMN.
Stephanie sendiri baru bergabung dengan layanan pengembangan usaha gagasan Bank BRI itu pada 2019. Dari situ ia mendapatkan berbagai pelatihan.

Adapun sekarang, Stephanie sedang menjalani program BRIncubator. Prgram ini dijalankan selama satu bulan penuh dengan kelas offline yang diadakan langsung di Rumah BUMN, Sukajadi, Kota Bandung.
"Bagi saya semua pelatihan yang diberikan oleh Rumah BUMN itu menarik. Semuanya memang saya butuhkan," ungkap Stephanie.
Maka itu, melalui ilmu yang didapat dari pelatihan tersebut, ia berharap bisa mengembalikan Madanara ke pencapaian yang pernah diperoleh sebelumnya.
Stephanie menuturkan, rencananya dalam waktu dekat adalah membenahi internal dan merapihkan struktur perusahaan. Ia juga berkomitmen untuk lebih hati-hati dalam menggerakkan roda bisnis.
"Maksudnya hati-hati itu, ingin menjalankan bisnis dengan hasil survey dan riset. Jadi nggak asal jalan kaya dulu, supaya kerugian yang timbul lebih kecil," ungkap ibu dua anak itu.
Artikel Terkait
Rumah Mode Gelar Modefest 2022, Bazar Produk Fashion dan Lifestyle dari 18 Brand Lokal maupun Internasional
Rumah Mode Resmikan Offline Store Lavaluc, Usung Konsep Lady, Value dan Luck
Launching Rabbani 2023 Re-Arise Bangkitkan Rasa Optimis Hadapi Resisi
Model Baju Pria Terbaru dan Terlihat Kekinian
Taty Soe, Pendatang Baru Pasar Modest Fashion asal Bandung
Rayakan 60 Tahun, Elizabeth Catatkan Rekor MURI ‘Pop Up Store Berbentuk Tas Terbesar’
NIION Luncurkan Produk Kolaborasi, Hadirkan Tas Unik Serba Oranye
Sambut Ramadan dan Idul Fitri, Ethica Pamerkan Koleksi Terbaru Juvenescent di Indonesia Hijab Walk 2023
Mudik Asyik Jadi Inspirasi HIA Everywear untuk Lebaran Lebih Menyenangkan
7 Rekomendasi Jaket Untuk Lebaran