Komunitas Ojol Jadi Ruang Aman Bagi Driver Wanita untuk Bekerja

- Jumat, 25 Oktober 2019 | 12:08 WIB
Para driver GoJek wanita ketika ditemui selepas pelatihan Bengkel Belajar Mitra (BBM) di Beehive Cafe Dago, Bandung, Kamis (24/10/2019). (Ayobandung.com/Nur Khansa Ranawati)
Para driver GoJek wanita ketika ditemui selepas pelatihan Bengkel Belajar Mitra (BBM) di Beehive Cafe Dago, Bandung, Kamis (24/10/2019). (Ayobandung.com/Nur Khansa Ranawati)

COBLONG, AYOBANDUNG.COM -- Profesi sopir atau driver ojek online (ojol) saat ini banyak digeluti masyarakat dari berbagai lapis usia, dan tak pandang bulu terhadap pria maupun wanita. Semuanya memiliki beban kerja yang sama dan harus tetap dapat memberikan pelayanan prima pada pelanggan untuk dapat meraih penilaian sempurna.

Namun, dengan pekerjaan yang mewajibkan para driver untuk 'hidup di jalanan' dan bertemu banyak orang dari berbagai kalangan, pekerjaan ini kerap menyimpan kerentanan tersendiri terhadap kaum wanita. Pengalaman 'dijahili' penumpang adalah salah satu hal yang kerap sulit dihindari.

Seperti yang dituturkan Nuri, driver GoJek wanita yang kerap beroperasi di sekitaran Gegerkalong dan Dago. Dia mengatakan, selama lebih dari satu tahun bekerja, keisengan penumpang pria bukanlah hal baru yang dirinya alami.

"Kalau dapat penumpang cowok suka usil, ya kadang yang namanya perempuan juga suka takut sih. Belum lagi kita harus bawa penumpang dengan hati-hati karena bawa dua nyawa," ungkapnya ketika ditemui Ayobandung.com selepas acara pelatihan driver GoJek di kafe Beehive Dago, Bandung, Kamis (25/10/2019).

AYO BACA : Desain Aplikasi Gojek Banyak Ditiru di Afrika dan Amerika Selatan

Salah satu keusilan penumpang tersebut, dia mengatakan adalah dengan mengontak dia secara pribadi melalui WhatsApp selepas order selesai. "Iya yang kayak gitu (kontak WhatsApp) banyak, suka usil disimpan nomor saya, ya diblokir saja," ungkapnya seraya tertawa.

Hal serupa juga diungkapkan driver wanita lainnya, Ochi. Dia mengatakan, salah satu hal yang kerap dia alami adalah ketika penumpang pria berusaha duduk berdekatan. Namun, Ochi telah memiliki trik khusus untuk menghindari hal tersebut.

"Kadang ada yang suka pengen duduk deket, tapi saya selalu berusaha menghindar. Cara menjaga dirinya dengan selalu pakai tas ransel ketika bawa penumpang," ungkapnya.

Selain itu, baik Ochi maupun Nuri mengatakan keduanya nyaman berpakaian tomboy ala pria dan kerap mengenakan buff atau penutup sebagian wajah selama berkendara. Meski demikian, banyak pula driver wanita lain yang berpakaian feminin dan tetap mampu menjaga keselamatan.

Untuk itu, salah satu hal yang dinilai dapat menjadi pencegah tindakan tidak menyenagkan terhadap driver perempuan adalah dengan bergabung dengan komunitas driver. Bukan hanya dapat dimintai tolong ketika ada hal tidak menyenangkan terjadi, namun juga komunitas tersebut dapat saling mengandalkan satu sama lain ketika masing-masing anggota tengah mendapat kendala teknis, dan sebagainya.

AYO BACA : GoJek Latih 60 Driver Bandung Lakukan Pelayanan Prima

Baik Nuri maupun Ochi bergabung dengan komunitas Gojek Online Baraya Sunda (GOBS). Komunitas tersebut lahir di Bandung dan memiliki sejumlah basis perkumpulan di beberapa titik di Kota Bandung, seperti Gegerkalong, sekitaran Bandung Indah Plaza (BIP), Ciumbuleuit, Cililin, dan Cibaduyut.

"Bahkan ada juga yang di Tasikmalaya," ungkap Ochi.

Nuri mengatakan, kelebihan bergabung dengan komunitas adalah memiliki rekan dan keluarga yang siap membantu ketika dibutuhkan. Selain itu, komunitas tersebut juga memiliki sejumlah aktivitas lain seperti kopi darat hingga bakti sosial yang dapat merekatkan silaturahmi antar-driver.

"Keuntungannya ketika ada trouble di jalan, bisa share di grup, kemudian nanti ada yang merapat (menghampiri dan membantu). Bisa bagi-bagi ilmu juga, dan bisa saling tolong-menolong lah," jelasnya.

Halaman:

Editor: Fira Nursyabani

Tags

Terkini

[FOTO] Uji Emisi Kendaraan di Balaikota Bandung

Selasa, 26 September 2023 | 16:42 WIB
X