SUKAJADI, AYOBANDUNG.COM--Direktur Utama Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin (RSHS) mengatakan sarana pelayanan paliatif di Indonesia belum merata. Padahal, pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif, dan holistik.
"Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir hayatnya," ujarnya, Senin (28/1/2019).
Saat ini, rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih terbatas. Ditinjau dari besarnya kebutuhan dari pasien, jumlah tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif juga masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk memenuhi hak pasien khususnya pasien paliatif.
Nina menyebutkan penderita kanker di dunia diperkirakan telah meningkat menjadi 18,1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian pada tahun 2018. Satu dari lima pria dan satu dari enak wanita di seluruh dunia menderita kanker selama masa hidup mereka.
Kemudian, satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita meninggal akibat penyakit kanker.
"Di seluruh dunia, jumlah orang yang hidup dalam 5 tahun diagnosis kanker, yang disebut prevalensi 5 tahun, diperkirakan 43,8 juta jiwa," katanya.
Menurut data Globocan 2018, dari jumlah populasi penduduk Indonesia sebanyak 266.794.986 jiwa, terdapat kasus kanker baru sebanyak 348.809 dengan jumlah kematian akibat kanker sebanyak 207.210 dan prevalensi 5 tahun sebanyak 775.120 jiwa.
Sementara pasien kanker di RSHS pada tahun 2016 terdapat 13.918 orang dewasa dan 2.381 anak yang dirawat inap. Tahun 2017 terdapat 11.926 pasien kanker dewasa dan 2.102 pasien kanker anak yang dirawat inap.
"Tahun 2018 terdapat 11.711 pasien kanker dewasa dan 17.090 pasien kanker anak yang di rawat inap. Sementara data pasien paliatif tahun 2018 di RSUP Dr. Hasan Sadikin sebanyak 86 pasien," jelas Nina.
Namun, kendalanya adalah masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi terminal yang akan segera meninggal. Padahal konsep baru perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial, dan spiritual dapat diatasi dengan baik.
Terlebih jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak, seperti kanker, penyakit degeneratif, dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS semakin meningkat. Dengan demikiandiperlukan perawatan paliatif yang melibatkan multidisiplin
"Saat ini, pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan kondisi tersebut terutama pada stadium lanjut atau fase paliatif, di mana prioritas pelayanan lebih diutamakan untuk mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya," ucapnya.
Pada stadium paliatif, pasien tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, atau gangguan aktivitas. Tetapi mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Oleh sebab itu dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual lebih dibutuhkan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menerima rujukan untuk pasien-pasien yang memiliki kompleksitas tinggi sehigga memerlukan perawatan terintegrasi dengan bidang yang lain, termasuk perawatan paliatif.