CIBEUNYING KIDUL, AYOBANDUNG.COM –Sejarah Asep Berlian yang paling banyak beredar tampaknya versi kuncen Bandung Haryoto Kunto. Setidaknya versi Haryoto berseliweran di internet.
Keterangan Haryoto tentang Asep Berlian tercantum dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe yang cetakan kelimanya diterbitkan Granesia tahun 2014. Sayang, keterangan tentang sejarah Asep Berlian dalam buku itu pun tak banyak.
Haryoto memulai deskripsinya dengan menyebutkan orang-orang Palembang saudagar yang terkenal sukses di Bandung. Mereka datang ke Bandung secara bertahap mulai akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Kota Bandung memang sedang menggeliat-geliatnya pada masa itu. Jalanan saja baru diaspal tahun 1900. Itu pun hanya sebagian kecilnya, meliputi sepenggal Jalan Perintis Kemerdekaan (dulu Jalan Gereja), Jalan Braga, dan Jalan Stasiun Timur sampai ke Gedung Pakuan.
Pendatang Bertambah 10 Kali Lipat
Melihat Bandung tengah berkembang, orang-orang dari berbagai penjuru dunia pun berdatangan. Tahun 1907, jumlah pendatang yang masuk ke Bandung ditaksir sekitar sepuluh kali lipatnya.
Keterangan itu berasal dari surat Raden H. Muh. Sueb, kalipah di Bandung, kepada Penghulu Besar Haji Hasan Mustopa. Surat bertanggal 8 Oktober 1907 itu berbunyi:
Dayeuh Bandung ramé-ramé teuing
Koja Keling Palémbang nambahan
Beuki loba bangsa baé
Arab Jawa Melayu
AYO BACA : Bandung Pisan: Sejarah Asep Berlian Versi Her Suganda
Sumawonten Cina mah leuwih
Makao sareng Kelang