Airborne.bdg Bakal Jadi Landmark Baru di Bandung

- Jumat, 15 Desember 2017 | 18:31 WIB
Ketua tim manajemen dossier Bandung untuk UCCN, Fiki Satari, dalam konferensi pers Mural Atap Airborne.bdg, di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Jumat (15/12/2017). (Eneng Reni/ayobandung)
Ketua tim manajemen dossier Bandung untuk UCCN, Fiki Satari, dalam konferensi pers Mural Atap Airborne.bdg, di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Jumat (15/12/2017). (Eneng Reni/ayobandung)

BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Sejak tergabung 11 Desember 2015, salah satu komitmen Bandung sebagai anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO dalam bidang Desain adalah memiliki penanda baru di Kota Bandung yang dapat menjadi ekspresi semangat, karakteristik, dan potensi kreativitas warganya.  

Hal itu diungkapan oleh Fiki Satari, ketua tim manajemen dossier Bandung untuk UCCN, yang kini juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN), dan Ketua Karang Taruna Kota Bandung.

"Ini sebuah proses panjang. Tantangan adalah sudut panjang apa yang ingin Bandung berikan untuk UNESCO. Sementara yang ingin kami angkat adalah potret kreativitas Kota Bandung," tutur Fiki dalam konferensi pers Mural Atap Airborne.bdg, di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Jumat (15/12/2017).

Selaras dengan diiterimanya Bandung dalam UCCN untuk bergabung dengan kota desain lain seperti Helsinki, Berlin, Montreal, Bilbao, St.Etienne, dan lain-lain, Fiki menyebutkan bahwa sudut pandang ‘Desain’ yang diambil oleh Bandung memang mengacu pada berbagai inisiatif dan upaya warga dan komunitas Bandung untuk menerapkan solusi bagi berbagai persoalan kota, termasuk inovasi dan rekayasa sosial.

"BCCF sejak 2013 pun, sudah melakukan interaksi dan menginisasi dengan pemerintah salah satunya program Kampung Kreatif yang bersifat pentahelix dan kolaboratif, melalui program Mural Atap, Airborne.bdg," kata Fiki. 

Mural atap airborne.bdg ini pun memilih dua objek kampung yang diinisiasi di antaranya kampung Linggawastu dan Kampung Pulosari. Potensi SDM dua kampung ini bisa memberdayakan swadaya masyarakat.

"Sebenarnya kita harapkan prototipe yang diinisisasi BCCF ini bisa terus dilakukan di kampung-kampung lain di Kota Bandung. Dan, untuk program ini kita juga berkolaborasi dengan seniman mural agar bisa mengeksplor tentang kearifan lokal dan sejarah dari kampung inisiasi ini," kata Fiki. 

Sementara, prototipe landmark yang telah dirancang sejak tahun 2016 ini pun akan berupa huruf .bdg berwarna biru muda yang dilukis di permukaan genteng di sekitar 132 rumah warga Linggawastu dan Pulosari. Berada dekat jalan layang Pasupati, dan hanya dapat dilihat secara utuh dan menyeluruh dari ketinggian 40 meter. Salah satunya dari gedung pusat perbelanjaan Baltos.

Fiki juga mengatakan, Airborne.bdg bukanlah sekadar landmark, atau coretan cat berwarna-warni yang ditorehkan pada permukaan bangunan. Atau, hanya berupa proses pengerjaan pengecatan mungkin dilakukan hanya dalam durasi sekitar 1 bulan. Tetapi lebih dari itu, ada proses dialog dan interaksi dengan warga kampung yakni dengan hasil nyata bagi perbaikan lingkungan dan ekonomi sebagai calon destinasi wisata kota kampung kreatif. 

Fiki menyebutkan, interaksi ini pun dimulai dengan proses pemetaan dan kajian yang dilakukan oleh BCCFyang terus mengawal program ini hingga terselesaikannya Airborne.bdg.

"Program Kampung Kreatif Linggawastu dan Pulosari ini mengidentifikasi komunitas lokal, serta berbagai isu lingkungan dan sosial, karakteristik serta potensi wilayah tersebut. Mulai dari kearifan lokal, sejarah, hingga bisa mendongkrap perekonomian warganya nanti," papar Fiki. 

Proses Airborne.bdg ini pun kata dia, dilanjutkan dengan penyelenggaraan beragam aktivitas kreatif bagi warga Linggawastu dan Pulosari, seperti pelatihan wirausaha dan pengembangan produk bagi Bank Sampah Sabilulungan. 

Ada pula program Simpul Goes to Kampung --berupa aktivitas pendidikan kreatif berbasis design thinking bagi anak-anak dan remaja--, serta Riverplay yang merupakan rencana pengembangan kawasan wisata di Cikapundung yang mencakup juga desain fasilitas publik, mural, urban game, dan sebagainya. 

Fiki menyebutkan pada akhirnya, Airborne.bdg pun bukan hanya sekadar visualisasi atau simbol sebuah kreativitas belaka. Namun lebih dari itu, landmark baru ini merupakan sebuah jejak fisik dari berbagai kegiatan yang memanfaatkan potensi kreativitas warga sebagai salah satu cara menemukan solusi inovatif dengan dampak nyata bagi beragam isu lokal, melalui inisiatif warga dan komunitas. 

Halaman:

Editor: Andres Fatubun

Tags

Terkini

[FOTO] Teras Cihampelas Masih Sepi dari Wisatawan

Rabu, 4 Oktober 2023 | 14:51 WIB

BANDUNG HARI INI Ridwan Kamil Lahir 4 Oktober 1971

Rabu, 4 Oktober 2023 | 12:27 WIB
X