Kekecewaan Bobroknya Program Petani Milenial Gagasan Ridwan Kamil dari Petani Muda

- Rabu, 1 Februari 2023 | 21:22 WIB
Seorang petani muda mengaku kecewa dan mengungkap bobroknya program petani milenial gagasan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ayobandung.com/Irfan Al-Faritsi)
Seorang petani muda mengaku kecewa dan mengungkap bobroknya program petani milenial gagasan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ayobandung.com/Irfan Al-Faritsi)

AYOBANDUNG.COM - Rizky Anggara (21), pria muda asal Padalarang mengaku kecewa dengan program Petani Milenial yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) hasil inisiasi Ridwan Kamil. Pasalnya, Pemprov Jabar dinilai terkesan 'cuci tangan' saat pihaknya mengalami permasalahan hingga terlilit utang.

Rizky Anggara merupakan peserta program Petani Milenial Tanaman Hias Bacth 1 untuk kategori tananaman hias. Tak sendiri, Rizky Anggara bersama 19 peserta lain yang berasal dari seluruh penjuru Jawa Barat.

"Saya sendiri merupakan peserta Petani Milenial Tanaman Hias batch 1 komoditas tanaman hias yang berlokasi di Lembang bersama 19 orang lainnya. Waktu itu, serah terima simbolis tanaman hias secara virtual dengan Ridwan Kamil," kata Rizky saat dihubungi, Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga: Harga Cabai Meroket, tapi Petani di Bandung Barat Merugi, Bagaimana Bisa?

Rizky mengungkapkan bahwa pihaknya merasakan kejanggalan sejak awal penandatanganan kerja sama (PKS) dengan pihak PT Agro Jabar sebagai Avalist hingga CV Minaqu Indonesia sebagai offtaker di saat peluncuran Petani Milenial di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada 28 Juli 2021.

"Dalam launching ini terdapat beberapa agenda, salah satunya penandatanganan PKS antara kami peserta dengan PT Agro Jabar. Kami diminta menandatangani perjanjian itu padahal kami belum tahu isinya seperti apa. Alhasil penandatanganan hanya simbolis dan ditunda sampai acara selesai. Setelah acara selesai barulah kami melakukan bedah isi dari PKS," ungkapnya.

Permasalahan mulai muncul sejak awal realisasi skema budidaya tanaman hias. Pasalnya, pengiriman indukan tanaman hias yang akan dibudidayakan mengalami keterlambatan. Hal itu berdampak pada molornya massa panen.

Selain terlambat, indukan tanaman hias yang didapat pun tidak sesuai dengan harapan.

Baca Juga: Kabar Gembira! BNI Tawarkan Program Pinjaman KUR Petani, Begini Syarat dan Ketentuannya

"Tiap peserta harusnya mendapatkan 300, namun dikirim dulu separuh, dan separuhnya di akhir November 2021, udah pengiriman terlambat indukan tanaman hiasnya juga jelek, ampas," ungkapnya.

Rizky menuturkan, masa budidaya mengalami persoalan baru karena tanaman hias terserang penyakit jamur. Dengan berbagai strategi, akhirnya Rizky dan rekan-rekannya bisa panen di bulan Desember 2021.

"Panen perdana 9 Desember 2022, itu pertama kali kita panen setelah 5 bulan budidaya. Dan hasilnya pun sangat kecil hanya 1046 tanaman yang mampu kita panen. Karena masih banyak tanaman yang dalam masa pemulihan," ujarnya.

Rizky menuturkan, kekecewaannya mulai memuncak pada masa panen kedua di Maret 2022. Pihaknya tidak mendapatkan pembayaran hasil panen.

Baca Juga: Genjot Ekonomi Kerakyatan, Sunpride Gandeng 3.000 Mitra Petani Buah di Indonesia

Halaman:

Editor: Dina Miladina Dewimulyani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X