NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Suasana kompleks Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tampak berbeda dari biasanya, pada Senin 30 Januari 2023, pagi.
Jika biasanya kompleks peneropongan benda langit itu hanya diisi para astronom dan petugas kebun, hari ini tempat ini ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Mulai dari pejabat publik, peniliti, komunitas astronomi, hingga mahasiswa.
Mereka berkumpul untuk menghadiri 100 tahun Observatorium Bosscha yang diisi dengan berbagai acara.
Baca Juga: Acara Pameran Foto Local Heroes, Karya Kemanusiaan Buka Jakhumfest 2023
Dari berbagai acara yang digelar, Pameran Satu Abad Observatorium Bosscha merupakan kegiatan yang banyak menyedot perhatian.
Pameran ini berisi sejumlah koleksi teleskop atau alat peneropongan jadul serta foto-foto lawas dari masa ke masa selama 100 tahun berdiri. Koleksi benda-benda lawas dan dokumen-dokumen ini menjadi jejak sejarah astronomi di Bandung.
"Dalam rangka satu abad Bosscha, kami membuka beberapa spot pameran peninggalan sejarah," kata juru bicara Observatorium Bosscha Yatny Yulianti di tengah pameran.

Pada peringatan 100 tahun, Observatorium Bosscha memamerkan teleskop utama yakni Teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang dihibahkan langsung oleh Karel Albert Rudolf Bosscha pada 1928.
Teleskop ini juga sebagai penanda Observatorium Bosscha mulai melakukan pengamatan bintang setelah sebelumnya gedung peneropongan itu dibangun pada 1923.
"Pameran ini memamerkan gedung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss jadi memang teleskopnya mau kita pamerkan. Di dalamnya ada penjelasan tentang sejarahnya, kemudian motivasi kenapa ada teleskopnya, evolusinya seperti apa, pekerjaan-pekerjaannya seperti apa," kata Yatny.
Baca Juga: Bandung International Food and Hotel Expo, Pameran Produk Industri Makanan, Minuman dan Hotel
Berbagai alat ukur dan teleskop generasi pertama sebagai alat untuk mengamati rotasi, massa, dan jarak bintang juga dipamerkan. Alat alat itu digunakan oleh para astronom di era awal Observatorium Bosscha berdiri.
Untuk diketahui, K. A. R. Bosscha menggagas sebuah perkumpulan astronom bernama Nederland Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) pada 1920. Para astronom itu ialah astronom generasi pertama yang melakukan penelitian astronomi di awal Observatorium Bosscha berdiri.
Artikel Terkait
Lahan Museum Goa Pawon Selesai Dihibahkan, Warga Minta Pembangunan Segera Dimulai
Sampel Temuan Keramik dan Alat Makan Kuno di KBB Dibawa ke Museum Nasional
Kondisi Gedung Merdeka Rusak dan Bocor Viral di Medsos, Ini Kata Kepala Museum
Museum Gua Pawon Tak Kunjung Dieksekusi, Pemprov Tagih Kajian Teknis dari Pemda KBB
Berkunjung ke Museum Fatahillah: Ada Penjara Bawah Tanah
Wow, Perencanaan Desain Interior Museum Masjid Al Jabbar Telan Anggaran Rp2,1 Miliar