Jejak Ikon Observatorium Bosscha di Prangko dan Makna di Balik Edisi Satu Abad

- Senin, 30 Januari 2023 | 18:03 WIB
Perancang Prangko 100 Tahun Observatorium Bosscha, Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Triyadi Guntur Wiratmo (AyoBandung/Restu Nugraha)
Perancang Prangko 100 Tahun Observatorium Bosscha, Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Triyadi Guntur Wiratmo (AyoBandung/Restu Nugraha)

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- PT Pos Indonesia meluncurkan tiga keping prangko edisi khsusus 100 tahun Observatorium Bosscha.

Dalam tiga prangko itu terlihat beberapa ikon khas Observatorium Bosscha. Keping pertama memuat gambar Karel Albert Rudolf Bosscha dan gedung berbentuk kubah tempat teropong Zeiss.

Di keping kedua, prangko 100 tahun Observatorium Bosscha memuat gambar teropong Zeiss belatar galaksi Bima Sakti. Sedangkan keping ketiga memuat dua orang memandang benda langit serta planet bumi.

Baca Juga: Nyetir Mabuk, Mobil Mini Bus Tabrak Gerobak Martabak di Bandung sampai Ringsek

Prangko edisi khusus 100 tahun Observatorium Bosscha ini dirancang oleh Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Triyadi Guntur Wiratmo. Menurutnya, ketiga keping perangko itu memiliki makna sejarah, peran, serta fungsinya di masa mendatang.

Gambar sosok Karel Albert Rudolf Bosscha dan gedung kubah teropong Zeiss ingin memperlihatkan bahwa sejarah kehadiran tempat pengamatan benda langit di Lembang ini tidak terlepas dari sosok KAR Bosscha yang saat itu sebagai donatur utama.

Sedangkan keping kedua, memperlihatkan peran vital Observatorium Bosscha sebagai fusat astronomi di Indonesia dan bumi belahan bagian selatan untuk mengamati bintang ganda dan bintang variabel serta benda langit lainnya.

"Untuk keping ketiga ini ingin menggambarkan bahwa ratusan tahun kedepan Observatorium Bosscha tetap eksis dan jadi tempat perkembangan ilmu astronomi untuk kemanusiaan. Ini ditandai dengan dua sosok gemderless," kata Guntur saat ditemui di sela-sela peringatan 100 Observatorium Bosscha, Senin 30 Januari 2023.

 Baca Juga: Ridwan Kamil Janjikan Bangun 6 SMA di Kabupaten Bandung, Hanya akan Terealisasi 2 Sekolah karena Kendala Dana

Guntur menerangkan pembuatan desain prangko 100 tahun ini memerlukan waktu sekitar 4 bulan. Untuk merancang gambar ia harus berbincang dengan para astronom dan melihat puluhan foto sejarah dan benda luar angkasa hasil tangkapan Observatorium Bosscha.

"Cukup perlu waktu. Saya periksa beberapa foto. Mulai dari foto sejarah atau pun foto benda langit. Saya juga ngobrol dengan kepala Bossca dan petugas di sini," jelasnya.

Sejarah panjang penggunaan prangko membuktikan bahwa benda ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran pengiriman pos, tetapi juga menjadi media visualisasi peristiwa bersejarah suatu bangsa. Oleh karena itu, berbagai negara di dunia termasuk Indonesia sering mengabadikan berbagai peristiwa bersejarahnya dalam bentuk gambar atau disain khusus di prangko.

"Memang terjadi pergeseran. Prangko bukan lagi untuk berkirim surat, tapi sebagai benda koleksi dan penanda peristiwa penting atau sejarah," terangnya.

Beberapa Kali Jadi Ikon Prangko

Halaman:

Editor: Miftah Salis Hidayah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X