NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) genap berusia 100 tahun, pada Januari 2023 ini.
Di tengah usia yang tak lagi muda, tempat pengamatan benda langit pertama di Indonesia ini masih mendapat ancaman serius dari praktik alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) serta Polusi cahaya dari Bandung Raya sehingga menyamarkan aktivitas mengintip objek luar angkasa.
Menurut penelitian dalam Jurnal Analisis Dinamika Polusi cahaya di Sekitar Observatorium Bosscha Berdasarkan Citra Satelit VIIRS-DNB tahun 2018, Prastyo dan Herdiwijaya memaparkan bahwa pada tahun 2013 hingga 2017 terjadi laju peningkatan luas Polusi cahaya kategori tinggi dan sedang di Kota Bandung dan Cimahi sebesar 13,79 km2 per tahun atau 9,38% per tahun.
Baca Juga: Satu Abad Observatorium Bosscha, Polusi Cahaya Masih Jadi Ancaman
"Dengan demikian, langit malam pada arah azimuth 90-270 derajat di Observatorium Bosscha relatif sudah tidak ideal sebagai lokasi pengamatan objek-objek astronomi," tulis peneliti Prastyo dan Herdiwijaya dalam jurnal mereka.
Citra satelit VIIRS-DNB (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite-Day/Night Band) merupakan citra satelit malam hari yang dikelola oleh Earth Observation Group, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dimana citra satelit ini mengukur radiansi dari pencahayaan malam hari yang dipancarkan ke atas dari permukaan dan ditransformasikan oleh atmosfer.
Jurnal tersebut telah mempetakan tingkat Polusi cahaya di sekitar Observatorium Bosscha dengan radius 20 km. Kota Bandung dan Cimahi merupakan kawasan yang memiliki tingkat Polusi cahaya dalam kategori tinggi, akibatnya bagian selatan langit Bosscha tak ideal untuk pengamatan.
Berbeda dengan bagian selatan, area langit di utara Observatorium Bosscha relatif masih ideal sebagai lokasi pengamatan objek-objek astronomi, meskipun Citra satelit VIIRS-DNB menangkap tingkat Polusi cahaya kategori tinggi dari Kota Lembang.
"Luas tingkat Polusi cahaya untuk kategori tinggi di utara Observatorium Bosscha relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan kawasan di selatan Observatorium Bosscha," demikian ditulis para peneliti.
Baca Juga: Observatorium Bosscha Pantau Hilal Satu Syawal
Alih Fungsi Lahan
Berdasarkan data yang dirilis ITB tahun 2006 dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) menyebutkan, selama kurun waktu 1994-2001 terjadi perubahan besar-besaran terhadap Kawasan Bandung Utara (KBU).
Hutan sekunder yang semula luasnya 39.349,3 hektar tinggal 5.541,9 hektar pada tahun 2001. Sebaliknya, kawasan permukiman di wilayah KBU mengalami peningkatan dari 29.914,9 hektar menjadi 33.025,1 hektar. Peningkatan juga terjadi untuk kawasan industri, dari 2.356,2 menjadi 2.478,8 hektar.
Data dari Observatorium Bosscha menunjukkan, dalam radius 1 km atau di lahan seluas 400 ha di sekitar Bosscha, terdapat lima lokasi yang sudah berubah fungsi.
Artikel Terkait
Gangguan Tidur karena Polusi Cahaya Berdampak pada Kesehatan Mental
Waspada, Polusi Cahaya Bisa Ancam Kesehatan Janin
Amati Hilal Idulfitri 1442, Observatorium Bosscha: Tidak Terlihat Sore Ini
Meneropong Sejarah Observatorium Bosscha, Dahulu Bernama Bosscha Sterrenwacht
Bersejarah, Observatorium Bosscha dan Gua Pawon Jadi Cagar Bandung Barat
Observatorium Bosscha Lakukan Pengamatan Hilal Awal Ramadan 1443 Hijriah