NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Polusi cahaya di kawasan Bandung Raya makin mengkhawatirkan. Bauran binar artifisial tak hanya mengancam kelangsungan kegiatan astronomi yakni pengamatan benda langit, tapi juga menggerus habitat dan aktivitas hewan malam atau nokturnal.
Percepatan polusi cahaya di Bandung Raya mengancam pemandangan indah hampran bintang yang dulu dinikmati masyarakat saat malam hari tiba. Ganasnya polutan cahaya juga berpotensi melenyapkan nyanyian malam yang dilantunkan jangkrik, burung hantu, atau menonton kelap kelip lampu dari kunang-kunang.
Menurut penelitian dalam Jurnal Analisis Dinamika Polusi Cahaya di Sekitar Observatorium Bosscha Berdasarkan Citra Satelit VIIRS-DNB tahun 2018, Prastyo dan Herdiwijaya memaparkan bahwa pada tahun 2013 hingga 2017 terjadi laju peningkatan luas polusi cahaya kategori tinggi dan sedang di Kota Bandung dan Cimahi sebesar 13,79 km2 per tahun atau 9,38% per tahun.
Baca Juga: Satu Abad Observatorium Bosscha, Polusi Cahaya Masih Jadi Ancaman
"Dengan demikian, langit malam pada arah azimuth 90-270 derajat di Observatorium Bosscha relatif sudah tidak ideal sebagai lokasi pengamatan objek-objek astronomi," tulis peneliti Prastyo dan Herdiwijaya dalam jurnal mereka.
Citra satelit VIIRS-DNB (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite-Day/Night Band) merupakan citra satelit malam hari yang dikelola oleh Earth Observation Group, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dimana citra satelit ini mengukur radiansi dari pencahayaan malam hari yang dipancarkan ke atas dari permukaan dan ditransformasikan oleh atmosfer.
Jurnal tersebut telah mempetakan tingkat polusi cahaya di sekitar Observatorium Bosscha dengan radius 20 km. Kota Bandung dan Cimahi merupakan kawasan yang memiliki tingkat polusi cahaya dalam kategori tinggi, akibatnya bagian selatan langit Bosscha tak ideal untuk pengamatan.
Berbeda dengan bagian selatan, area langit di utara Observatorium Bosscha relatif masih ideal sebagai lokasi pengamatan objek-objek astronomi, meskipun Citra satelit VIIRS-DNB menangkap tingkat polusi cahaya kategori tinggi dari Kota Lembang.
Baca Juga: Waspada, Polusi Cahaya Bisa Ancam Kesehatan Janin
"Luas tingkat polusi cahaya untuk kategori tinggi di utara Observatorium Bosscha relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan kawasan di selatan Observatorium Bosscha," demikian ditulis para peneliti.
Mengancam Hewan Malam
Keanekaragaman satwa nokturnal di Bandung Raya makin hari makin kehilangan rumahnya. Dahulu mereka hidup berdampingan bersama warga Bandung menjalin ikatan saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
Binatang nokturnal hadir jadi nyanyian malam Kota Kembang, membantu proses penyerbukan tanaman petani, atau jadi pemberantas hama alami. Kini kondisinya tak seindah dulu, hewan-hewan malam mulai tersingkir dengan alih fungsi lahan dan polusi cahaya secara perlahan tapi pasti.
Ketua Indonesia Habitat Foundation, Lianda Lubis mengatakan efek polusi cahaya terhadap hewan malam tidak berdampak secara langsung. Dia berjalan evolutif yang ditandai berbagai upaya mempertahankan diri. Misalnya migrasi, perubahan perilaku, hingga kelainan biologis.
Artikel Terkait
Waspada, Polusi Cahaya Bisa Ancam Kesehatan Janin
Perhatian! Polusi Udara Sebabkan Ukuran Penis Lebih Kecil
Terpapar Polusi Sejak Dini Tingkatkan Risiko Penyakit Mental!
Depresi Berat Bisa Dipicu Polusi Udara, Kok Bisa?
Bagaimana dengan Polusi dari Penerbangan Jeff Bezos ?
Bandung Jadi Kota Kedua dengan Dampak Polusi Udara Terbesar Bagi Kesehatan, Kok Bisa?
Kendaraan Listrik Mengatasi Masalah Polusi Udara di Indonesia