AYOBANDUNG.COM - Polisi kerap mendapatkan anak-anak yang berstatus pelajar menjadi bagian dari aksi kejahatan jalanan di Kota Bandung.
Tak dapat berbuat banyak, pelajar tersebut hanya diberi peringatan kemudian dipulangkan ke rumah.
Menyoroti hal itu, kriminolog Universitas Islam Bandung (Unisba) Nandang Sambas mengatakan bahwa, salah satu efek jera yang efektif bagi pelajar yang kedapatan melakukan aksi kejahatan jalanan adalah Pembinaan di pesantren.
"Salah satunya harus ada kerja sama dengan pesantren, jadi anak sekolah yang tertangkap di pesantrenkan saja, sepertinya itu lebih efektif, dibina di situ baik dari akhlak maupun mental," kata Nandang saat dihubungi, Senin 16 Januari 2023.
Nandang mengungkapkan, penanganan terintegrasi harus mulai dikuatkan oleh lintas instansi.
Penegak hukum seperti polisi, tidak lagi dapat bekerja optimal untuk menyelesaikan kasus kejahatan jalanan yang menyangkut kepada anak-anak di bawah umur yang berstatus pelajar.
Baca Juga: PWI dan IKWI Jabar Gelar Turnamen Bulutangkis, Dukung Pembinaan Atlet Usia Dini
"Integrasi antara penegak hukum, sekolah, dan orang tua harus semakin kuat, jadi satu kesatuan untuk urusan pelajar," ungkapnya.
Di sisi lain,Nandang menegaskan bahwa benteng awal untuk pelajar terlibat dalam aksi-aksi kejahatan adalah keluarga.
Orang tua harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan anak.
Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, langkah preventif untuk mencegah anak-anak berstatus pelajar terlibat aksi kejahatan jalanan akan semakin bisa ditekan.
"Orang tua harus mampu menjalin komunikasi dan pengawasan, jangan terlalu percaya, dicek dengan siapa dia bergaul, komunikasi dengan baik agar terawasi dengan baik," tegasnya.
Orang tua juga diminta untuk berani bersikap tegas terhadap anak-anak yang kedapatan terlibat dalam aksi kejahatan jalanan.
Menurutnya sikap tegas tersebut akan berdampak kepada efek jera yang terukur dan efektif.
Artikel Terkait
Kemenag Akan Lakukan Pemeriksaan Pesantren Denda Santri Puluhan Juta Rupiah
Benarkah Rasa Tolong Menolong dan Solidaritas Makin Tercipta di Lingkunga Pesantren?
Setarakan Pendidikan Pesantren dengan Pendidikan Formal, 1.000 Santri di Kota Kembang Apresiasi Ganjar