NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM – Tindakan seorang dokter di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebarkan data rahasia atau informasi confidential tentang riwayat penyakit pasien orang dengan HIV (ODHIV) melalui media sosial dikecam keras oleh Komunitas Rumah Cemara Bandung.
Organisasi yang konsen memperjuangkan hak-hak ODHIV ini menilai langkah itu justru akan melanggengkan stigma negatif dan serta dampak psikologis terhadap pasien.
“Pasien yang datanya diungkap akan membuat malu, muncul kekhawatiran depresi," kata Anggota Komunitas Rumah Cemara, Nio saat dihubungi wartawan, Jumat 6 Januari 2022.
Baca Juga: Viral Dokter di Bandung Barat Diduga Sebar Data Rahasia Rekam Medis Pasien HIV
Bahaya paling besar, kata Nio, tindak sang dokter bisa memicu trauma terhadap pasien. Imbasnya, penderita HIV akan menjauh dari layanan kesehatan tidak mau diobati, dan sulit percaya terhadap otoritas kesehatan.
Kondisi tersebut jelas berlawanan dengan semangat pemerintah mencapai target 95 persen ODHIV mengakses layanan kesehatan pada tahun 2023.
“Kita khawatir akibat kasus ini orang yang belum pernah test HIV jadi takut test HIV, target pemerintah 95% akses layanan kesehatan serta akses ARV jadi sulit tercapai,” jelasnya.
Nio mengatakan, stigma pada ODHIV muncul akibat kurang informasi yang baik, benar, serta utuh. Mestinya otoritas kesehatan apalagi dokter jadi pencerah akan terhadap info-info menyesatkan di masyarakat. Bukan justru jadi aktor utama yang memberi berita tidak benar.
“Ini bisa karena masyarakat banyak yang dapat informasi dari sumber yang kurang tepat, tidak lengkap atau bisa jadi hoaks, khususnya informasi digital,” tutur Nio
Sebelumnya, seorang dokter di KBB viral di media sosial Twitter usai membuat utas diduga berisi data rahasia atau informasi confidential tentang riwayat penyakit pasien ODHIV.
Baca Juga: Ciri-ciri HIV pada Wanita di Vagina dan Muka, Segera Periksa!
Melalui utas panjangnya, dokter tersebut menyebarluaskan hasil tes VCT (voluntary counseling and testing) terhadap pasiennya. Padahal, mestinya informasi confidential seperti hasil tes VCT hanya diberitahukan kepada pasien atau pihak kepolisian untuk kepentingan penyelidikan.
Akibat tindakan itu, IDI Bandung Barat menerjunkan Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) untuk meriksa sang dokter. Saat ini MKEK tengah menjadwalkan untuk melakukan pemanggilan terhadap sang dokter guna mengetahui kejelasan kasusnya.
Editor: Dina Miladina Dewimulyani
Artikel Terkait
Wagub Uu Sebut Poligami Solusi HIV AIDS, MUI Jabar Tak Sepakat dan Sarankan Hal Ini!
Wagub Jabar Minta Maaf, Usai Sebut Poligami Solusi Tekan HIV/AIDS
Anggota Komisi IV DPR RI Sebut Poligami Bukan Solusi Tekan Penyebaran HIV/AIDS
550 Warga Bandung Barat HIV/AIDS, Mayoritas Pelaku Seks Sesama Lelaki
8 Ibu Hamil di Bandung Barat Positif HIV/AIDS, Dinkes Telusuri Sumber Penularannya
Hengky Kurniawan Sebut Setia pada Pasangan Bisa Lindungi dari HIV/AIDS
Atalia Kamil Nilai Usulan Poligami Sebagai Solusi HIV/AIDS Justru Menambah Masalah Baru