Bahaya Sesar Lembang, Warga Parongpong Butuh Keterampilan saat Darurat Bencana

AYOBANDUNG.COM -- Sesar Lembang merupakan fenomena alam yang patut diwaspadai jika aktif dan bergerak.

Sesar Lembang sendiri membentang dari Padalarang hingga Jatinangor, memiliki panjang 29 km.

Jika dibandingkan dengan sesar di Jawa Barat lainnya, Sesar Lembang lebih meresahkan karena berada di tempat dengan padat penduduk.

Baca Juga: Sejarah Lato-lato yang Kini Viral, Asalnya dari Amerika Serikat, Pernah Dilarang Gara-gara Meledak

Bahkan dengan Sesar Cugenang yang mengakibatkan gempa Cianjur beberapa waktu lalu, Sesar Lembang tidak seaktif itu.

Zona merah Sesar Lembang benar-benar padat penduduk dan hal ini yang patut diwaspadai.

Soal warga di daerah Kecamatan Lembang, Parongpong, Ngamprah, dan KBB Utara wajib mengetahui tentang bahaya Sesar Lembang dan bagaimana kesiapsiagaan saat keadaan darurat bencana.

Dilansir dari jurnal Geografi dengan judul Pemetaan Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam mengantisipasi bencana gempa bumi Patahan Lembang karya Yunarto, Yuliana Susilowati, Wawan Hendriawan Nur, Yugo Kumoro dari LIPI, diketahui beberapa hal tentang kondisi warga zona merah Sesar Lembang.

Baca Juga: 5 Tahun Berlalu, Janji Ridwan Kamil Terkait LRT Capsule di Kota Bandung Masih Nihil

Salah satu yang mencuri perhatian adalah parameter yang paling rendah dari kesiapsiagaan warga dalam antisipasi gempa bumi.

Yap, parameter yang paling rendah adalah terkait kurangnya upaya mobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga di semua lokasi Sesar Lembang tersebut.

Jika dirinci lewat zona tempat tinggal, skor mobilisasi sumber daya rumah tangga di Kecamatan Lembang dan Ngamprah dikategorikan belum siap, sedangkan Parongpong dikategori kurang siap.

Maksudnya kurang siap dari parameter mobilisasi sumber daya salah satunya adalah peningkatan keterampilan saat keadaan darurat bencana.

Baca Juga: Ternyata Plafon Pinjaman KUR BRI Bisa Ditambah, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya di Sini!