Ridwan Kamil Pastikan 532 Sekolah Rusak Akibat Gempa Cianjur Dibangun Ulang  

- Selasa, 13 Desember 2022 | 12:34 WIB
Ridwan Kamil. (Restu Nugraha)
Ridwan Kamil. (Restu Nugraha)

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan sebanyak 532 bangunan sekolah yanh rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur bakal dibangun ulang. 

Ridwan Kamil menyatakan tak hanya bangunan sekolah, Pemerintah Pusat juga berkomitmen membantu rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa bumi. 

"Sekolah dan rumah dipastikan akan dibantu, presiden sudah komit semua rumah dibantu," kata Ridwan Kamil ditemui di Kota Cimahi, Selasa 13 Desember 2022.

 Baca Juga: Siapa Sridevi Prabumulih? Ini Profil Biodata Juara 1 D Academy 5, Sukses Umur 14 hingga Bergelimang Kekayaan

Pria akrab disapa Kang Emil ini menjelaskan untuk renovasi sekolah anggaran pembangunannya sudah dikoordinasikan oleh Kemendikbud.

"Untuk sekolah anggaran dari Mendikbud sudah dikoordinasikan, ada 532 bangunan akan dibangun ulang dan peletakan batu pertama Presiden sudah datang," tandasnya. 

Selain soal bangunan, Emil berencana membenahi data korban korban meninggal dunia. Pasalnya, ada perbedaan antara rilis dari Pemkab Cianjur dan BNPB. 

Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman mengklaim bahwa korban jiwa akibat gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo pada Senin 21 November 2022 lalu, mencapai 600 orang. Laporan ini berbeda dengan data yang diterbitkan BNPB yang mencatat korban meninggal dunia hanya 334 orang. 

Baca Juga: Bupati Cianjur Sebut Korban Gempa Capai 600 Orang, Ridwan Kamil: Tak Ada yang Ditutupi

Ridwan Kamil menegaskan tidak ada upaya pemerintah maupun BNPB untuk menutupi jumlah korban dari bencana gempa Cianjur. Pihaknya memastikan data tersebut akan diperbaiki paing lambat dua hari depan. 

"BNPB kan melaporkan apa yang dilaporkan. Kalau pak bupati menyatakan ada yang tidak dilaporkan tapi kelihatannya meninggal dunia. Kita tidak mau menutup-nutupi, jadi bukan mengecil-kecilkan korban, tapi sering ada yang langsung dikuburkan tidak dilaporkan, nah data yang dikonsumsi publik adalah data yang dilaporkan," terang Emil. 

"Kita butuh waktu sehari dua hari untuk kroncek itu, mudah-mudahan data terakhir kita sampaikan apa adanya," tandasnya.***

Editor: Irma Joanita

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X