Bupati Cianjur Sebut Korban Gempa Capai 600 Orang, Ridwan Kamil: Tak Ada yang Ditutupi

- Selasa, 13 Desember 2022 | 12:06 WIB
Ridwan Kamil. (Restu Nugraha)
Ridwan Kamil. (Restu Nugraha)

CIMAHI, AYOBANDUNG.COM -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara terkait beda data korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur.

Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman mengklaim bahwa korban jiwa akibat gempa Cianjur berkekuatan 5,6 Magnitudo pada Senin, 21 November 2022 lalu, mencapai 600 orang.

Laporan ini berbeda dengan data yang diterbitkan BNPB yang mencatat korban meninggal dunia gempa Cianjur hanya 334 orang.

Terkait itu, Ridwan Kamil mengatakan bakal melakukan kroscek atau verifikasi data yang dikeluarkan Pemkab Cianjur.

Baca Juga: Bosan Banjir, Warga Bojongasih Berharap Pemerintah Melakukan Relokasi

Menurutnya, publik diharap tetap memegang data yang dipublikasikan oleh BNPB untuk sementara waktu sampai data yang dikeluarkan Pemkab Cianjur selesai diverifikasi.

"Saya kira kita pegang saja stetmen dari BNPB dulu, nanti dilakukan kroscek. Karena setiap hari yang dikutip media itu dari BNPB. Jadi kalau Pak Bupati menyatakan (angkanya) lebih besar, tinggal menunggu waktu untuk diverifikasi oleh BNPB," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Cimahi, Selasa 13 Desember 2022.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menilai data korban jiwa dari BNPB dan Pemkab Cianjur bisa saja berbeda lantaran memakai dua metode yang berbeda.

Menurutnya, BNPB merilis data kematian berdasarkan datanya laporan masuk. Sementara Pemkab Cianjur menilai ada korban jiwa yang tak dilaporkan.

Baca Juga: CPNS 2023 Dibuka, MenPAN RB Bocorkan Formasi ASN 2023 Ini Syarat, Dokumen hingga Cara Daftar di SSCASN

Ridwan Kamil menegaskan tidak ada upaya pemerintah maupun BNPB untuk menutupi jumlah korban dari bencana gempa Cianjur. Pihaknya memastikan data tersebut akan diperbaiki paing lambat dua hari depan.

"BNPB kan melaporkan apa yang dilaporkan. Kalau pak bupati menyatakan ada yang tidak dilaporkan tapi kelihatannya meninggal dunia. Kita tidak mau menutup-nutupi, jadi bukan mengecil-kecilkan korban, tapi sering ada yang langsung dikuburkan tidak dilaporkan, nah data yang dikonsumsi publik adalah data yang dilaporkan," terang Emil.

"Kita butuh waktu sehari dua hari untuk kroncek itu, mudah-mudahan data terakhir kita sampaikan apa adanya," tandasnya.

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X