Ketua Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) Kabupaten Bandung Adang mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima adanya laporan PHK massal di industri yang ada di Kabupaten Bandung.
Padahal, biasanya jika ada PHK dalam jumlah besar akan terjadi gejolak di kalangan buruh, baik masalah sengketa Hubungan Indsutrial atau pemenuhan hak bagi pekerja.
"Selama ini tidak ada gejolak seperti itu," katanya.
Dia menduga jika isu PHK massal di Jawa Barat merupakan akal-akalan para pengusaha supaya Upah Minimum Kabupaten tidak naik di 2023.
Baca Juga: Tagar RIP Twitter dan Elon Trending Dunia, Malam Ini Resmi Ditutup?
Bisnis yang Melesu
Walau demikian, kondisi bisnis saat ini disebut sedang mengalami penurunan signifikan.
Sementara itu, Ketua KADIN Kabupaten Bandung Agus Ruslan mengatakan, kondisi bisnis tekstil saat ini memang tengah lesu yang diakibatkan oleh banyaknya serangan produk impor ke tanah air tanpa adanya kebijakan jelas dari pemerintah.
"Memang kondisinya sedang tidak bagus bagi industri tekstil dan produk tekstil," ujarnya.
Baca Juga: Kompleks Pemda Bandung Barat Disatroni Maling, Logam Mulia dan Uang Jutaan Rupiah Raib
Agus yang juga merupakan pengusaha IKM tekstil Majalaya tersebut mengungapkan, saat ini pesanan yang masuk mengalami penurunan signifikan.
Bahkan kehilangan sampai 75 persen pesanan dari kondisi normal.
Kondisi tersebut terjadi karena adanya serbuan barang impor dari negara lain, seperti pakaian jadi dan lainnya dengan harga jauh lebih murah.
Hal ini mengakibatkan produk lokal kesulitan bersaing yang imbasnya terhadap minimnya order kepada industri tekstil.
Artikel Terkait
Tagar RIP Twitter dan Elon Trending Dunia, Malam Ini Resmi Ditutup?
Benarkah BIN Beri Informasi terkait Pembunuhan Brigadir J? Ini Jawaban Kamaruddin Simanjuntak
Korban Pembacokan Kelompok Berandal Motor di Bandung Barat Harus Jalani Operasi
Tak Percaya Ibu Melahirkan Tanpa Hamil di Cianjur, Polisi Lakukan Penyelidikan
4 Faktor Penyebab Seseorang Malas Bekerja, Cepat Hindari Bila Terjadi Gejala!