SOREANG,AYOBANDUNG.COM-- Kopi menjadi salah satu andalan potensi ekonomi kerakyatan warga Kabupaten Bandung termasuk Jawa Barat kedepan. Bahkan diperkirakan akan bisa bertahan di tengah ancaman resesi 2023 yang saat ini banyak dikhawatirkan oleh para pengusaha.
Kekuatan kopi dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan terlihat dari data BPS yang mana setiap tahunnya pertanian kopi terus mengalami peningkatan.
Pada 2019 lalu, luas lahan perkebunan kopi mencapai 12.147, 11 hektar yang terus mengalami peningkatan. Saat ini luas lahan kopi Kabupaten Bandung menjadi 13.528 hektar di lahan perkebunan rakyat. Sementara lahan perkebunan besar negara pertanian kopi Kabupaten Bandung mencapai 693,47 hektar.
Baca Juga: Profil Lengkap dan Fakta Kaesang Pangarep, Putra Ketiga Presiden Jokowi, Pernah Main Film!
Belasan ribu lahan pertanian kopi, menjadikan Kabupaten Bandung sebagai daerah dengan penghasil kopi terbanyak. Tecatat produksi tahunannya mencapai 7.680 ton.
Bukan hanya dari sisi luas, nilai jual kopi Kabupaten Bandung juga mengalami kenaikan. Pengurus Koperasi Klasik Beans Kabupaten Bandung, Uden Banu, mengatakan pada oktober tahun lalu pihaknya mengekspor 39 ton kopi dengan Prancis sebagai negara tujuan, dua pengiriman yang dilakukan memiliki nilai jual mencapai Rp 1 miliar.
"Tahun ini, kami hanya mendapat pesanan 19,5 ton kopi," ujar Uden, Kamis 17 November 2022.
Walaupun mengalami penurunan pesanan, namun mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Bahkan mencapai 100 persen. Sebanyak 19,5 ton kopi spesial Kabupaten Bandung yang dikirim ke Prancis tahun ini memiliki nilai jual Rp 2 miliar.
Artinya, nilai jual kopi spesial Kabupaten Bandung terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.
Baca Juga: Warga KBB Tenggelam ke Sungai Citarum Saat akan Mancing Ikan
Masih Bertahan Ditengah Isu Resesi
Ancaman resesi global 2023 sudah dirasakan sejak saat ini, Wakil Ketua Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Jawa Barat, Indriani Lie, mengatakan terjadi penurunan ekspor sejumlah komoditas dalam beberapa waktu terakhir.
"Memang ada penurunan permintaan ekspor, negara-negara tujuan ekspor banyak yang menahan diri untuk impor," ujarnya.
Termasuk permintaan kopi dari sejumlah negara. Indriani mengatakan penurunan permintaan kopi dari negara lain mencapai 50 persen. Terlebih kopi bukan sebagai kebutuhan pokok, sehingga kemungkinan terjadi penurunan permintaan ekspor cukup tinggi.
Artikel Terkait
1.777 Gelas Kopi Dibagikan Gratis Saat Bedas Coffee Festival
Majukan Perempuan di Komunitas Petani Kopi, bank bjb Berkolaborasi Gelar Literasi Keuangan
Kopi Gununghalu Bandung Barat Tembus Pasar Eropa dan Amerika
Pemprov Jabar Dorong Petani Kopi Ekspor Tanpa Perantara
Hari Tani 2022, Tonggak Kebangkitan Petani Kopi Bandung Barat
Saat Perayaan Hari Kopi Sedunia, Ternyata Sri Mulyani Menikmati Makanan ini Bersama Suaminya
Tempat Kuliner Legendaris Bandung: Sejarah Kopi Purnama yang Berdiri Sejak 1930
Teladan Kemandirian Energi dari Petani Kopi Tangsijaya
Daftar Promo 11.11 Mulai dari Pizza Hut, J.Co hingga Kopi Kenangan, Jangan Sampai Kehabisan!
19,5 Ton Kopi Kabupaten Bandung Diekspor Ke Prancis