SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM--Sekretaris Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sekdis Diskar PB) Kota Bandung, Iwan Rusmawan, mengungkap hanya terdapat 4 dari belasan hydrant di Kota Bandung yang berfungsi baik. Empat hydrant tersebut berada di sejumlah pusat titik keramaian di Kota Bandung.
"Satu Ckapayang Dago, satu di Supratman satu lagi di Kordon dan satu lagi di Kiaracondong," ucap Iwan di Kantor Diskar PB, Rabu, 9 November 2022.
Alasan hanya memakai 4 hydrant, ungkap Iwan, adalah karena hydrant-hydrant lain mengalami kerusakan yang disebabkan oleh waktu. Tak hanya itu, kurangnya debit air di sebuah wilayah pun mempengaruhi ketidakfungsian hydrant.
Baca Juga: Usai Kebakaran Pabrik Triplek, Yana Mulyana : Minta Tambahan 4 Titik Lokasi Hydrant Kota Bandung
"Sebenarnya bukan suplai yang sulit, tapi alatnya hydrantnya itu karena ada hydrant sudah ada yang rusak kebanyakan gak bisa kepakai gitu," ujar Iwan.
Iwan mengatakan petugas pemadam kebakaran tak melulu bergantung ke 4 hydrant itu saja. Menurut Iwan, air sungai di sekitar lokasi kebakaran dapat menjadi alternarif pemadaman api.
"Jadi selain hydrant, air sungai itu yang tetap kita ambil. Kita berfikir ada kebakaran, satu ambil air di hydrant terdekat, satu lagi sumber air di mana sungai atau apa. Kayak kemarin kan dibalai kota air dipinggir sungai yg kita ambil, baru PDAM datang dan suplai," pungkas Iwan.
Hal tersebut selaras dengan data dari data.bandung.go.id, ada 262 titik hydrant yang ada di Kota Bandung, hanya ada titik hydrant yang berfungsi dengan baik. Hydrant itu tersebar di kawasan Kiaracondong, Kordon, Cikapayang dan Jalan Supratman. Hal ini menunjukan bahwa titik hydrant yang ada di Kota Bandung masih jauh dari kata ideal.
Baca Juga: Klaim Mitigasi Kebakaran Berjalan, Yana Mulyana Beberkan Alasan Gedung Bappelitbang Ludes Terbakar
Di sisi lain, Anggota DPRD Kota Bandung dari partai Demokrat, Drs. Riana, mengatakan tidak berfungsinya sejumlah hydrant dipengaruhi oleh faktor usia. Untuk merevitalisasinya pun, ujar Riana, diperlukan anggaran yang cukup besar.
"Hydrant kita banyak yang tidak jalan, tidak berfungsi. Satu, itu berkaitan dengan faktor usia dibangunnya hydrant tersebut. Ini kebanyakan berdiri dari puluhan tahun lalu yang memang harus diganti. Kemudian memerlukan anggaran yang cukup besar. Kedua, ketersediaan air dari pihak PDAM juga kurang mendukung," jelasnya.
Riana juga mengimbau agar pemerintah lebih tanggap dalam menangani kebakaran. Riana pun berharap baik gedung-gedung dan kantor dinas dapat memfungsikan sistem proteksi kebakaran.
"Artinya hanya persoalan ketidakseriusan saja terhadap masalah ini dianggap sepele. Padahal saya sudah ingatkan 8 bulan yang lalu, karena pemeliharaan untuk hal itu (kebakaran) itu serius, nyawa manusia. Apalagi di pemkot, termasuk sekolah, ada gak sistem proteksi kebakarannya jalan? Minimal tersedia apar, kan nggak. Kalau sekolah kebakaran baru riweuh," imbuhnya.
Artikel Terkait
Kebakaran di Balai Kota Bandung, Wali Kota Hentikan Rapat: Mudah-mudahan Pertama dan Terakhir
Detik-Detik Kebakaran Balai Kota Bandung, Saksi Ungkap Kronologi Kejadian hingga Dugaan Sumber Api
Kisah Heroik Security dalam Kebakaran di Balai Kota Bandung, Loncat di Atap Gedung yang Terbakar
Loncat di Atap Gedung yang Terbakar, Ini Kisah Heroik Sekuriti dalam Kebakaran di Balai Kota Bandung
Area Kebakaran Balai Kota Bandung Dipasang Police Line, Api Mulai Bisa Dikendalikan
ASN Kota Bandung Kena Dampak Kebakaran Gedung Bappelitbang, Sejumlah Aplikasi Kepegawaian Ini Tak Bisa Diakses
Polisi Mintai Keterangan Tiga Orang Saksi dalam Kasus Kebakaran Balai Kota Bandung
Dokumen dan Komputer di Gedung Bappelitbang Ludes dalam Insiden Kebakaran di Balai Kota Bandung
Anggota DPRD Soal Kebakaran di Balai Kota: 90 Persen Sistem Proteksi Kebakaran di Kota Bandung Tak Berfungsi
Klaim Mitigasi Kebakaran Berjalan, Yana Mulyana Beberkan Alasan Gedung Bappelitbang Ludes Terbakar