Sampah Celana Dalam Berserakan, Pengelolaan Situs Nagara Padang di KBB Bakal Dibenahi

- Jumat, 28 Oktober 2022 | 18:05 WIB
Situs Nagara Padang, Ciwidey. - Sampah Celana Dalam Berserakan, Pengelolaan Situs Nagara Padang di KBB Bakal Dibenahi (Istimewa)
Situs Nagara Padang, Ciwidey. - Sampah Celana Dalam Berserakan, Pengelolaan Situs Nagara Padang di KBB Bakal Dibenahi (Istimewa)

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Pengelolaan Situs Nagara Padang yang terletak di dua desa yakni Desa Buninagara dan Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan dibenahi.

Langkah tersebut agar memperjelas penanggungjawab pengelolaan situs serta antisipasi bertumpuknya sampah celana dalam dari kegiatan ritual budaya di situs ini. Seperti sempat terjadi beberapa pekan terakhir dan membuat heboh jagat maya.

Sekretaris Camat Sindangkerta, Asep Badrul Muin mengatakan situs Nagara Padang berada di Bandung Barat dan Kabupaten Bandung. Untuk wilayah KBB, lokasinya terletak di Desa Buninagara dan Wangunsari.

Baca Juga: Celana Dalam di Nagara Padang Sampai Terlilit Akar Pohon, Sampah Capai 25 Karung

"Untuk di wilayah Bandung Barat pengelolaannya belum jelas. Ini yang ke depan bakal didorong untuk ditata. Agar apabila ada kejadian tak diinginkan, jelas siapa yang bertanggungjawab," terang Asep saat dihubungi, Jumat 28 Oktober 2022.

Sebelumnya, jagat media sosial dihebohkan dengan penemuan celana dalam wanita, di Situs Nagara Padang. Celana dalam itu merupakan sampah dari ritual mandi bung sial di salah satu sungai.

Keberadaan celana dalam di situs Nagara Padang membuat kawasan tersebut terkesan kumuh. Hasil pembersihan yang dilakukan aparat TNI-POLRI, sedikitnya 10 karung celana dalam telah diamankan dari tempat itu.

"Memang pintu masuk ke lokasi situs gak tersentralisasi. Ada pintu dari desa Buninagara, ada dari Wangunsari, dan ada dari Ciwidey. Ini yang ke depan kita benahi," papar Asep.

Baca Juga: Mengunjungi 'Objek Wisata Mistik': Marongge, Citepus, Nagara Padang, Ada Tradisi Buang Sial, Buang CD!

Menurutnya, Porkopimcam telah duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini. Solusinya telah ditetapkan yakni untuk jangka pendek akan dilakukan sosialisasi kepada RT/RW di dua desa untuk mencatat setiap wisatawan yang datang. Termasuk menertibkan sampah di lokasi.

Sedangkan untuk jangka panjang, situs tersebut akan diperjelas pada sisi lahan karena masih milik Perhutani. Nantinya, pihak desa dan Perhutani akan membuat MoU untuk pemanfaatan lahan.

"Bapelitbangda juga mendorong pengelolaan ini. Kita tempuh dulu MoU nya dengan Perhutani agar pengelolaan lebih tertib," pungkasnya.***

Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X