NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Ancaman gempa bumi dari Sesar Cimandiri segmen patahan Rajamandala diprediksi bakal berdampak pada PLTA Saguling.
Pasalnya, lintasan Sesar Cimandiri melewati pipa intake milik PLTA Saguling.
Pusat Riset Kebencanaan Geologi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengingatkan pengelola PLTA Saguling agar menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi dampak gempa bumi.
"Harus memperhatikan kawasan Saguling, karena pipa intake berada di atas jalur sesar. Kita sudah komunikasi dengan pengelola Saguling dan BPBD Jabar suapaya mereka menyiapkan mitigasinya," kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, Senin 1 Agustus 2022.
Menurut Rahma, panjang Sesar Cimandiri mencapai 100 kilometer. Membentang dari kawasan Padalarang Bandung Barat hingga Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Sesar ini juga melewati objek vital PLTA Saguling tepatnya berada di bawah pipa intake.
Baca Juga: Potensi Gempa Besar Sesar Cimandiri, Izin Bangunan di KBB Mesti Diperketat
Sesar Cimandiri dibagi menjadi tiga segmen dengan potensi gempa besar bermacam-macam.
Segmen pertama yakni Cimandiri di daerah Sukabumi dengan potensi gempa 6,7 magnitudo, segmen kedua yakni Cibeber di Kabupaten Cianjur dengan potensi gempa 6,5 magnitudo, dan terakhir segmen Sesar Rajamandala dengan potensi gempa 6,6 magnitudo.

"Kalau pipa ini terdampak memang tidak ada dampak bencana berupa kehilangan nyawa secara langsung, mungkin bocor dan air berdampak pada warga di sekitar atau bisa pula kendala jaringan listrik. Jadi harus ada pula backup plan untuk mencegah kendala listrik. Karena kalau gak ada listrik akan berpengaruh terhadap kehidupan kita," terangnya.
Penelitian terhadap Sesar Cimandiri memang belum sekomplit Sesar Lembang. Penelitian saat ini masih belum mengetahui karakteristik gempa yang dihasilkan Sesar Cimandiri.
Oleh karena itu, ia mendorong sejumlah pihak untuk melakukan riset-riset lanjutan supaya memahami potensi gempanya.
Baca Juga: Warga KBB Mesti Waspada Ancaman Gempa Sesar Cimandiri, Selain Sesar Lembang
"Sesar Cimandiri ini belum diketahui prediksi kejadian gempa berulangnya setiap berapa tahun sekali. Kalau sesar Lembang sudah terdeteksi tiap 500 tahun sekali, kalau Palu 100 tahun sekali, nah Cimandiri ini terakhir terjadi tahun 1900 dengan magnetudo 7. Soal kapan prediksi gempa terjadi lagi, belum bisa diprediksi," pungkasnya.
Artikel Terkait
Walhi Sayangkan Aktivitas Tambang di KBAK Citatah Gunung Sanghyang KBB
Pemda Bandung Barat Putar Otak Tambal Kekurangan Gaji Honorer
Tiga RW di Cilame Bandung Barat Tegas Tolak Pembangunan TPST Cikupa
Potensi Gempa Besar Sesar Cimandiri, Izin Bangunan di KBB Mesti Diperketat
Proyek Jalan Selatan KBB Tak Tuntas, PT Brantas Abipraya Malah Dapat Kompensasi
Keuangan Bandung Barat Morat-marit, Akibat Perencanaan Fiskal Kurang Matang
Kasus ACT Ditangani Polisi, Satpol PP Tak Bisa Lakukan Penarikan Kotak Donasi
Perajin Tepung Kanji Bandung Barat Kesulitan Bahan Baku
Cerita Situ Ciburuy KBB: Tempat Mancing Ikan Sejak Era Kolonial yang Kini Tercemar Limbah
Dukungan untuk Ridwan Kamil Makin Digencarkan, Calon Kuat di Pilpres 2024?