Cerita Situ Ciburuy KBB: Tempat Mancing Ikan Sejak Era Kolonial yang Kini Tercemar Limbah

- Senin, 1 Agustus 2022 | 13:47 WIB
Festival Pesta Ikan di Situ Ciburuy Tahun 1920-1932 ( Dok. laman Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW))
Festival Pesta Ikan di Situ Ciburuy Tahun 1920-1932 ( Dok. laman Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW))

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- "Situ Ciburuy, laukna hésé dipancing. Nyérédét haté ningali ngeplak caina," (Situ Ciburuy ikannya susah dipancing. Bergetar hati melihat bening airnya)

Penggalan lirik lagu bahasa Sunda berjudul "Bubuy Bulan" itu masih diingat Abah Entang (70), warga Kampung Kuta Luhur, RT 03 RW 08, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lagu karya musisi era tahun 1950-an bernama Benny Corda ini, menjadi bukti bahwa kualitas air Situ Ciburuy dahulu sangat jernih dan kerap jadi arena memancing ikan.

Kebiasaan warga sekitar memancing ikan bukan saja untuk kebutuhan konsumsi atau mata pencaharian agar hasilnya dijual. Tradisi memancing ikan di Ciburuy telah menjadi rekreasi kolektif karena sering diikuti oleh banyak warga saat memperingati hari-hari besar dan momen spesial.

Baca Juga: Perajin Tepung Kanji Bandung Barat Kesulitan Bahan Baku

"Memancing di Ciburuy jadi hiburan rakyat, karena biasanya diikuti oleh semua warga. Jadi ada hadiahnya bagi mereka yang paling banyak dapat ikan atau paling besar. Acaranya kalau ada Agustusan, Pilkades, atau hari jadi desa," tutur Entang.

Kondisi itu berbanding terbalik pada saat ini, perairan Situ Ciburuy menjadi hitam pekat dan bau menyengat akibat tercemaar berbagai limbah. Jangankan untuk memancing ikan atau bergetar hati melihat keindahannya, warga sekitar harus tutup hidung saat melewati Ciburuy.

Ratusan ikan sapu yang dinilai fauna paling tahan banting, ikut tumbang karena kondisi ini. Ribuan meter petak sawah ikut tercemar. Bahkan, sumur-sumur warga jadi sumber penyakit gatal-gatal akibat menyerap air Situ Ciburuy.

"Karena kondisi tercemar, hiburan memancing ikan sudah gak ada lagi. Terakhir digelar tahun 2018," papar Entang.

Baca Juga: PDIP Resmi Daftar Pemilu 2024 ke KPU, Simak Makna Pendaftaran 477.777 Anggota

Entang menyebut perairan Situ Ciburuy adalah penunjang kehidupan warga. Sumber dari danau ini dipakai untuk eneka kebutuhan mulai dari sumber air bersih, pertanian, hingga perikanan. Hingga tahun 2014, diperairan ini masih ditemukan berbagai jenis ikan seperti nila, ikan emas, tawes, patin, dan tamakang.

"Sering dipancing tapi ikan di sini tak habis-habis. Bahkan ada warga sempat dapat ikan sampai 4 kilogram. Sebelum tercemar kami juga sering pakai air di sini untuk nyuci pakaian, parabot, dan sarana berenang anak-anak," kenangnya.

Danau Alami tempat Festival mancing Ikan Sejak Era kolonial

Berdasarkan catatan sejarah, Situ Ciburuy atau Tjiboeroej ternyata bukanlah danau buatan seperti anggapan pada umumnya. Danau ini terbentuk alamiah, namun tak terawat, kotor, dan penuh ditutupi tanaman gulma seperti eceng gondok.

"Jadi situ Tjiboeroej itu bukanlah danau buatan. Dia danau alami sesuai apa yang saya temukan di berita-berita zaman kolonial. Tjiboeroej dulunya hanya danau yang banyak ditutupi oleh tumbuhan semacam gulma. Kondisinya kotor dan tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat wisata," papar Penulis Sejarah, Merrina Listiandari Kertowidjojo.

Halaman:

Editor: Dina Miladina Dewimulyani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X