NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Sebelum tahun 2000, gelap gulita saat malam tiba, menjadi teman setia warga Kampung Tangsi Jaya, Desa Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Perkampungan paling ujung di tapal batas Gununghalu-Ciwidey ini belum terjangkau listrik, pada tahun itu. Penduduk perkampungan tinggal di rumah berdinding kayu dan bambu. Jumlahnya tak lebih dari 10 atap.
Saat malam tiba, mereka memanfaatkan lampu minyak untuk menerangi rumah-rumah. Satu dua bangunan rumah penduduk telah diterangi lampu bohlam, namun pemilik harus membentangkan kabel hingga belasan kilometer.
Baca Juga: Rima Melati Meninggal, Artis Senior Ini Hembuskan Napas Terakhir Sore Tadi
"Listrik gak masuk ke sini pada tahun 2000 karena tiang dan jaringan kabel milik PLN cuma sampai kampung sebelah. Beberapa warga punya listrik dengan cara numpang ke pemilik lain," kata salah seorang warga Tangsi Jaya, Toto Sutanto.
Beberapa kali warga mengajukan pemasangan jaringan dan tiang listrik ke PLN, namun perusahaan pelat merah itu menolak dengan berbagai alasan.
Mulai dari jumlah penduduk sebagai calon pelanggan masih minim, hingga jarak dan kost yang tak sebanding dengan pemasukan.
Baca Juga: Gaji 13 2022 Tidak Cair 1 Juli? Tanggal Tersebut Penerbitan SP2D, Simak Tahapan Lengkapnya di Sini
"Waktu itu, kita beberapa kali mengajukan pasang tiang. Tapi tetap tidak bisa," kenang Toto.
Editor: Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Artikel Terkait
Viral! Kisah Warga KBB Kuburkan Jenazah Covid-19 Sendiri, Ini Faktanya
Kisah Warga Bandung Barat Tak Tidur 7 Tahun, Sulit Dibius Saat CT Scan
Cerita Warga Kampung Galumpit dan Produksi Senapan Angin Beromzet Puluhan Juta