Anomali Cuaca Bandung, Hujan tapi Udara Panas

- Rabu, 26 Januari 2022 | 13:06 WIB
anomali cuaca Bandung dijelaskan BMKG. Ilustrasi. (Ayobandung.com/Kavin Faza)
anomali cuaca Bandung dijelaskan BMKG. Ilustrasi. (Ayobandung.com/Kavin Faza)

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- cuaca Bandung mengalami anomali. Udara saat ini cenderung lebih panas, padahal Januari ini masih masuk musim hujan.

Anomali cuaca ini turut berada dalam pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung. Menurut BMKG, cuaca panas terasa pada siang hingga sore hari.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan Januari merupakan puncak musim hujan di Bandung Raya dan Jawa Barat. Tercatat hingga 25 Januari 2022, curah hujan sebanyak 51,9 mm sedangkan curah hujan normal pada Januari yaitu 221,7 mm.

Baca Juga: Masyarakat Panic Buying, Minyak Goreng Murah di Bandung Ludes dan Sulit Didapat

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pada 2022 ini curah hujan mengalami defisit hingga 50%.

"Dalam pengamatan BMKG Bandung, curah hujan mengalami anomali negatif pada bulan Januari ini," ungkapnya, dalam pernyataan resmi.

Dia menuturkan, anomali negatif curah hujan di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang yang terjadi di wilayah Jawa Barat. Kondisi ini muncul karena adanya pertumbuhan pusat tekanan rendah di Perairan Maluku hingga Banda.

"Pada bulan Januari ini, Monsoon Asia juga sedang pada puncaknya sehingga keberadaan beberapa pusat tekanan rendah tersebut menguatkan angin Monsun Asia di atas laut Jawa dan kemudian meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya," kata dia.

Baca Juga: 9 Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan, Nomor 4 dan 8 Sering Terlewat

Pada 24 Januari lalu, ujar Teguh, tumbuh bibit siklon 96S di Barat Daya Sumatera yang berpotensi meningkatkan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat bagian Barat. Tercatat kecepatan angin maksimum mencapai 24 km/jam dan kecepatan angin maksimum normal Januari 18 km/jam.

"Kejadian angin kencang di level permukaan hingga level 850 mb atau 1,5 km menyebabkan awan-awan hujan yang tumbuh di sekitar Bandung Raya kembali pecah atau tergeser ke arah timur hingga tenggara, sehingga hujan terjadi di wilayah Tasik, Ciamis, dan Banjar hingga ke Jawa Tengah, terutama Jawa Tengah bagian Selatan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, awan hujan yang pecah menyebabkan kejadian hujan terganggu dan mengakibatkan peningkatan temperatur maksimum di wilayah tersebut.

Hal itu disebabkan terpecahnya awan yang menyebabkan kondisi langit menjadi bersih sehingga sinar matahari langsung masuk hingga level permukaan tanah.

"Terganggunya proses hujan menyebabkan tingkat kelembapan udara relatif tetap tinggi di atmosfer wilayah Bandung Raya. Kondisi temperatur tinggi dan kelembapan tinggi akan terasa panas dan lembap secara bersamaan atau ngelekeb," ujarnya.

Halaman:

Editor: Fira Nursyabani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

[FOTO] Uji Emisi Kendaraan di Balaikota Bandung

Selasa, 26 September 2023 | 16:42 WIB

Daftar Lokasi Pemadaman Listrik Bandung 26 September 2023

Selasa, 26 September 2023 | 09:50 WIB
X