Perjalanannya menjadi seorang ilmuwan paling berpengaruh di dunia dalam bidang AI bermula ketika kelas 3 SMA.
Salah seorang alumni sekolahnya datang untuk memperkenalkan STT Telkom yang sekarang berganti menjadi Telkom University, Bandung.
Baca Juga: Pemkab Bandung Optimistis Desember Vaksinasi Capai 80%
Pada waktu itu, seniornya di SMA menyebut ada kesempatan mendapat beasiswa di STT Telkom, sehingga dia memutuskan untuk menimba ilmu di Perguruan Tinggi di bawah Yayasan Pendidikan Telkom tersebut.
Salah satu motivasinya adalah mewujudkan cita-cita ayahnya yang ingin memiliki anak seorang insinyur. Dari tiga fakultas yang ada, Suyanto memilih informatika untuk dijadikan tempatnya menimba ilmu. Alasannya simpel, dia tidak menyukai elektro dan industri. Pada saat dia masuk, hanya terdapat tiga fakultas.
"Sebenarnya asal-asalan saja masuk informatika, karena tidak suka industri dan elektro. Bahkan, baru tahu kalau informatika berkaitan dengan komputer itu ketika masuk," katanya.
Baca Juga: Cuaca Bandung Hari Ini Senin, 15 November 2021 Akan Hujan Sepanjang Hari hingga Malam
Baru masuk di dunia baru, membuat Suyanto kesulitan untuk belajar. Bahkan, pada tahun pertama kuliah, dia kesulitan untuk mendapat nilai A. Namun dia terus belajar, terlebih sadar jika orang tua dibantu kakak-kakaknya harus mengeluarkan biaya tidak sedikit agar dia bisa menimba ilmu.
Hasilnya, pada semester 3, dia bisa membuat sebuah animasi sederhana. Pada waktu itu, teman-teman kuliahnya belum bisa membuat hal tersebut.
"Pasion muncul. Animasi sederhana itu membuat saya tergila-gila dengan infromatika," ucapnya.
Artikel Terkait
Uniknya Pameran Arsip Flyer Gigs dan Kompilasi Musik Independen Bandung
Mengulik Kisah Mistis Balai Kota Bandung, Mulai dari Suara hingga Penampakan Kuntilanak
Kasus Covid Kabupaten Bandung Turun
Pemkab Bandung Optimistis Desember Vaksinasi Capai 80%
Musim Pilkades Bandung Barat, Situs Mulka Payung Ramai Didatangi Calon dan Timses
Tiga Preman Tusuk Pedagang Tahu di Baleendah
Bayi Stunting di Cianjur Tembus Angka 10.000