LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Cuaca Bandung Minggu pagi, 6 November 2021, itu sebenarnya kurang bersahabat. Di televisi BMKG mengabarkan prakiraan cuaca Bandung bakal diguyur hujan pagi hingga malam. Benar saja, pagi hari itu cuaca Bandung berselang seling: sebentar hujan. Sebentar matahari menampakkan sinarnya.
Namun, cuaca seperti itu tak menyurutkan para pesepeda menggenjot pedalnya mulai dari Simpang Dago ke arah utara yang mulai menanjak. Komunitas penggemar sepeda berseliweran dengan sepeda dan seragam warna-warninya. Bapak-bapak, ibu-ibu, remaja putra, remaja putri tampak terus menggenjot sepedanya bersaing dengan kendaraan lain—motor dan mobil—yang juga menuju ke arah utara.
Setelah Terminal Dago, mobil dan motor, mulai merayap. Entah karena padatnya lalu lintas, atau memang di atasnya ada beberapa pertigaan: pertigaan ke Dago Bengkok dan pertigaan menuju Lembang. Para Pak Ogah pengatur lalu lintas tampak bekerja keras. Para pesepeda masih bisa menyelinap.
Baca Juga: Ratusan Elang Lintasi Tahura Djuanda dalam Puncak Migrasi, Terlihat di Tebing Keraton
Mobil yang saya tumpangi terus melaju ke atas hingga menemukan plang yang bertuliskan Taman Hutan Raya Dago menunjuk ke arah kiri. Pak sopirnya, kawan SMA saya, Dadang (54) yang jauh-jauh dari Cianjur Selatan, baru menginjak Bandung lagi setelah sekian puluh tahun. “Bandung sudah banyak yang berubah. Pangling,” katanya.
Saya dan kawan SMA satu lagi, Enas (54) mengiyakan. Lalu, memandunya untuk berbelok ke kiri, masih dalam tanjakan dengan kemiringan sedang. Di samping kiri, para pesepeda tampak terengah-engah mengayuh sepedanya. Sebagian lagi, yang lebih kuat, tampak menggenjot sepedanya seakan-akan tak ada masalah dengan tanjakan seperti itu.
Tak terlalu lama--setelah melewati plang itu--dengan jalan tak terlalu lebar, kami terus menanjak hingga menemukan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda di sebelah kiri.
Baca Juga: Menikmati Udara Segar di Tahura Djuanda
Dugaan kami yang merasa kepagian berangkat dari Jalan Lengkong Kecil rupanya keliru. Suasana di Tahura sudah seperti pasar. Para pejalan kaki berlalu lalang. Pesepeda berseliweran. Sepeda-sepeda diparkir memenuhi depan dan belakang lahan parkir warung-warung. Sementara yang punya sepedanya sudah asyik duduk di kursi atau di bangku yang disediakan: menikmati secangkir teh lemon panas, atau kopi sachet dengan ditemani bala-bala, gehu, jagung rebus, dan goreng pisang.
Artikel Terkait
Syarat dan Ketentuan Masuk Objek Wisata Lembang
Penyebab Objek Wisata KBB Selatan Kalah Pamor dari Lembang
Dugaan Bisnis Gelap Vaksinasi Jalur Cepat, Ini Penjelasan Pengelola Objek Wisata Dusun Bambu
Potret Wisata Gunung Puntang yang Kembali Dipenuhi Wisatawan
Kasus Covid-19 Bandung Terus Naik, Sektor Usaha dan Wisata Terancam Tutup Lagi
Pedagang Teras Cihampelas Mulai Berjualan Lagi, Sempat Jadi Wisata Kota Mati
Pemda KBB Gandeng Pengusaha Wisata Tuntaskan Masalah Banjir di Lembang
5 Wisata Bandung Ciwidey Instagramable, Cocok untuk Liburan di Akhir Pekan
WNA Aljazair Dideportasi, Kantor Imigrasi Cianjur Kini Pantau WNA di Kawasan Wisata Puncak
10 Wisata Bandung Terbaru 2021 Terdekat yang Buka, Lembang hingga Kawah Putih Ciwidey yang Instagramable