Elegi Sopir Ontang-anting Kawah Putih: Jual TV, Gadai Mobil, hingga Jadi Kuli

- Minggu, 12 September 2021 | 20:02 WIB
Elegi Sopir Ontang-anting kala Pandemi, Jual TV, Gadai Mobil, hingga Jadi Kuli (Ayobandung.com/Mildan Abdalloh)
Elegi Sopir Ontang-anting kala Pandemi, Jual TV, Gadai Mobil, hingga Jadi Kuli (Ayobandung.com/Mildan Abdalloh)

RANCABALI, AYOBANDUNG.COM -- Penutupan Objek wisata selama PPKM Jawa Bali menjadi pukulan terberat bagi puluhan sopir ontang-anting di objek wisata Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung.

Kondisi tiga bulan terakhir membuat sopir angkutan wisatawan tersebut melakukan pelbagai cara agar bisa berhatahan hidup, mulai dari jual barang, gadai mobil, sampai menjadi kuli.

Enjang Rahmat, salah seorang sopir ontang-anting mengaku dalam tiga bulan terakhir dia terpaksa menjadi kuli cangkul untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.

Ontang-anting yang menjadi mata pencaharian satu-satunya tidak beroperasi selama PPKM karena objek wisata ditutup.

"Tiga bulan setengah, saya kehilangan mata pencaharian. Sementara kebutuhan setiap hari tetap ada," ujar Enjang, Minggu 12 September 2021.

Walaupun tidak terbiasa kerja berat, Enjang terpaksa menjadi kuli mencangkul sawah tetangganya. Bahkan tangannya sampai lecet akibat tidak terbiasa mencangkul.

Hal senada diakui Ucok, sopir ontang-anting lainnya. Dia terpaksa menjual perabotan rumah tangganya karena tidak adanya pemasukan selama penutupan objek wisata.

"Pinjam uang yang paling mudah. Tapi tidak kalau keterusan meminjam tidak dibayar juga malu. Akhirnya menjual perabotan, TV saya jual," ujarnya.

Ahmad Mahmudin, sopir lainnya mengaku sering meminjam uang dan menjual barang rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari akibat tidak adanya pemasukan setelah objek wisata Kawah Putih ditutup.

"Yang lain mah lebih parah, ada yang ontang-antingnya digadaikan bahkan dijual," katanya.

Selama tiga bulan lebih tidak beroperasi, mobil ontang-anting juga banyak mengalami kerusakan, mulai dari accu soak sampai turun mesin karena selama PPKM mobil tidak dipanaskan.

Kini Kawah Putih dibuka, walaupun pengunjung tidak terlalu banyak, namun bagi sopir ontang-anting hal tersebut menjadi harapan bisa kembali mengais rezeki dengan mengantar wisatawan dari bawah menuju Kawah Putih.

"Alhamdulillah, walaupun hari ini tidak semuanya bisa mengangkut wisatawan, tapi setidaknya ada pemasukan," ujarnya.

Di Kawah Putih, terdapat 87 ontang-anting yang dikemudikan 87 orang sopir. Saat pandemi Covid-19, penumpang dibatasi hanya 6 orang, setiap rit mereka mendapat bayaran sebesar Rp124.000, berkurang dari biasanya Rp180.000/rit.

Halaman:

Editor: M. Naufal Hafizh

Artikel Terkait

Terkini

X