Miris! Intip Kisah Pilu Ibu dan Anak asal Cianjur jadi Pekerja Migran, Disiksa Majikan hingga Tak Digaji

- Jumat, 9 Juni 2023 | 16:05 WIB
Wiwin Komalasari dan Annisa mengisahkan pengalaman pilu menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), disiksa hingga tak digaji (Ayobandung.com/Rahmat Kurniawan)
Wiwin Komalasari dan Annisa mengisahkan pengalaman pilu menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), disiksa hingga tak digaji (Ayobandung.com/Rahmat Kurniawan)

GEDEBAGE, AYOBANDUNG.COM - Wiwin Komalasari dan Annisa mengisahkan pengalaman pilu menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Wiwin dan Annisa yang berstatus ibu dan anak itu tergiur untuk bekerja di luar negeri demi mengadu nasib.

Berbekal informasi dari saudaranya di Kota Bandung, Wiwin dan Annisa disambungkan dengan saudara Susi yang bersedia memberikan pekerjaan di Timur Tengah.

Baca Juga: BAKAL RUJUK?! Begini Curat Pilu Indra Bekti Menyesal Bercerai dengan Aldila Jelita

Wiwin dan Annisa dijanjikan oleh Susi bisa bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

"Kami nanya ke Saudara di Cibogo Bandung, kemudian dikami dikenalkan dan berkomunikasi dengan Susi, yang mengatakan ada pekerjaan di Arab, Kami dijanjikan satu rumah di Dubai tapi malah dilempar ke Suriah" kata Annisa di Mapolda Jabar, Jumat 9 Juni 2023.

Wiwin dan Annisa berangkat ke Timur Tengah pada bulan September 2022 dengan menempuh jalur penerbangan yang tak biasa. Mereka diberangkatkan dari bandara Halim Perdanakusuma menuju Bali, kemudian transit ke Singapura sebelum akhirnya terbang ke Arab Saudi.

"Kami dijemput oleh dua orang ke Jakarta, kemudian terbang dari Halim ke Bali, Singapura, dan Dubai, baru kemudian ke Suriah," ungkapnya.

Baca Juga: Dituntut 4 Tahun Penjara, Terdakwa Tabrak Lari Mahasiswi Cianjur Viral Siapkan Nota Pembelaan, Begini Bunyinya

Kisah pilu bermula saat Wiwin dan Annisa tiba di Suriah. Bukannya langsung bekerja, Wiwin dan Annisa harus menunggu selama lima bulan sebelum akhirnya dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga (ART).

Selama lima bulan di kantor agensi, Wiwin dan Annisa mengaku mengalami tekanan mental karena kerap melihat tindak penganiayaan pihak agensi terhadap calon pekerja migran.

"Kami mengalami trauma yang sangat berat, di agent selalu melihat orang mengalami penyiksaan dari agensi," jelasnya.

Tak sampai di situ, Annisa mengaku kerap dimaki hingga dianiaya oleh majikan saat bekerja di ART. Bahkan, Annisa mengaku selama bekerja dirinya tak pernah diberikan upah.

Baca Juga: Anak Pejabat Pemkab Cianjur Dilaporkan ke Polisi, Gara-gara Pelecehan Seksual kepada Ibu Rumah Tangga

Halaman:

Editor: Dina Miladina Dewimulyani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kerap Macet, Perlu Ada Jalan Baru di Cileunyi

Minggu, 24 September 2023 | 19:26 WIB

Empat Kendaraan Tabrakan Beruntun di Jalan BKR Bandung

Sabtu, 23 September 2023 | 12:46 WIB

[FOTO] Bazar Bayar Pakai Sampah di Balaikota Bandung

Sabtu, 23 September 2023 | 12:16 WIB

Resto Ayam Goreng Suharti Cipaganti Terbakar!

Sabtu, 23 September 2023 | 10:24 WIB

[FOTO] Bermain di Teras Cihampelas Bandung

Jumat, 22 September 2023 | 16:10 WIB
X