Napaktilas Kisah Pulau Onrust, Pulau Kelor, dan Pulau Cipir

- Jumat, 26 Mei 2023 | 17:56 WIB
Dermaga apung di Pulau Onrust, Teluk Jakarta, setelah 1880. Foto koleksi KITLV.
Dermaga apung di Pulau Onrust, Teluk Jakarta, setelah 1880. Foto koleksi KITLV.

Oleh T Bachtiar*

KEADAAN di pinggir pantai Pulau Onrust tahun 1615, tampak hiruk-pikuk. Ke dermaganya berdatangan kapal-kapal layar. Di galangan kapal di pinggir pantai, terdapat kapal-kapal layar yang sedang diperbaiki. Kapal-kapal yang bersandar di laut, akan ditarik untuk memasuki tempat perbaikan.

Setelah mendapatkan izin pengelolaan, Pulau Onrust dibangun oleh VOC sejak tahun 1613. Baru pada tahun 1615, di Pulau Onrust untuk pertama kalinya dijalankan sebagai galangan kapal. Dilaporkan, untuk memenuhi tenaga kerja di galangan kapal itu, orang-orang dari Cina didatangkan ke pulau ini sebagai pekerja yang memliki semangat tinggi, berdisiplin, dan terampil, handal dalam memperbaiki kapal layar.

Galangan kapal milik VOC di Pulau Onrust menjadi sangat sibuk. Kapal-kapal yang sudah berbulan-bulan mengarungi samudra, dapat dipastikan ada bagian kapal yang rusak. Setelah bongkar-muat selesai, kapal-kapal layar itu mendapatkan perbaikan sebelum melanjutkan pelayaran kembali.

Kegiatan yang tidak pernah diam, selalu hiruk-pikuk, sehingga orang menyebutnya onrust, Pulau Onrust yang luasnya sekitar 3,5 km2. Kapal-kapal begitu banyak yang ke luar-masuk pelabuhan. Kapal laut menjadi pemandangan sehari-hari di sana, sehingga warga setempat memberikan julukan sebagai Pulau Kapal.

Baca Juga: 392 Jemaah Haji Asal KBB Diberangkatkan, Hengky Kurniawan Ingatkan Soal Cuaca Panas

Di dalam benteng Pulau Onrust terdapat gudang tempat penyimpanan barang, tempat perbaikan kapal, tempat tinggal pengrajin kayu, bangunan lebih baik tempat tinggal pemimpin Pulau Onrust, bangunan peribadatan, dua kincir angin, menara pengawas, penjara, markas, rumah sakit, dan dapur.

Dua kincir angin itu sangat bermanfaat dalam menggergaji kayu-kayu gelondongan, baik memotong kayu-kayu maupun menggergaji kayu gelondongan itu menjadi bilah-bilah papan, yang akan digunakan sebagai bahan perbaikan kapal-kapal layar.

Napaktilas di tiga pulau kecil di Teluk Jakarta, yaitu di Pulau Onrust, di Pulau Kelor, dan Pulau Cipir, merupakan upaya untuk menapaki jejak, bagaimana pulau-pulau kecil itu difungsikan pada masa lalu. Tiga pulau itu lebih mudah untuk dikunjungi, dan sudah menjadi pulau wisata. Pelayaran dari Muarakamal menuju Pulau Kelor sejauh 7,5 km, dari sana diteruskan ke Pulau Onrust sejauh 1,5 km, kemudian menerus ke Pulau Cipir sejauh 350 m.

Sebelum zaman kolonial, Pulau Onrust di Teluk Jakarta dipersengketakan antara Kerajaan Sunda dan Kesultanan Banten. Pada tahun 1527 Kesultanan Demak menaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa dan menamainya Jayakarta. Kemudian menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Banten. Sejak abad ke-16, Pulau Onrust menjadi tempat peristirahatan keluarga Kesultanan Banten.

Dari waktu ke waktu, pulau-pulau itu terus berubah fungsinya sesuai kebutuhan dan yang menguasainya. Pernah dijadikan galangan kapal, kemudian dijadikan sanatorium dan lokasi karantina jemaah haji. Pernah juga dijadikan pulau tertahanan untuk menghadapi Banten dan persaingan melawan Inggris. Pulau ini pernah diduduki Inggris, kemudian dikuasai kembali oleh Belanda.

Kegiatan perbaikan kapal-kapal di galangan kapal semakin sibuk, telah mengundang semakin banyak orang untuk penghuni pulau ini. Namun, pada tahun 1680 banyak penduduk yang kembali meninggalkan Pulau Onrust karenakan tingginya malaria, sehingga Pulau Onrust menjadi pulau yang tidak sehat sebagai hunian. Di Pulau Onrust terdapat pemakaman, termasuk makam penguasa Pulau Onrust saat itu, Cornellis Vogel, yang dimakamkan tahun 1738.

Pulau lainnya yang dikunjungi adalah Pulau Kelor, pulau kecil yang luas sekitar 2 Ha.
Di pulau ini terdapat Benteng Martello yang dibuat dari bata merah. Lapisan luarnya, plesterannya, sudah mengelupas. Inilah benteng yang yang tertinggal.

Sesungguhnya ini berupa titik tengah dari benteng yang melingkar. Antara bangunan itu dengan bentengnya (jari-jarinya) berjarak 100 meter. Setelah tergerus ombak, pusat benteng itu saat ini hanya beberapa langkah saja dari bibir pantai.

Baca Juga: Berapa Lama Proses Pencairan KUR BRI 2023? Akan Cair Setelah Survei Lokasi Cek Info Lengkap di Sini!

Halaman:

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X