AYOBANDUNG.COM--Berikut 5 hal yang perlu diketahui tentang gempa Sesar Lembang, sehingga masyarakat wajib mewaspadai bencana alam tersebut.
Gempa Sesar Lembang diprediksi bisa meluluhlantahkan Bandung Raya apabila berkekuatan Magnitudo 6,8.
Untuk memahami kondisi kawasan tersebut, kami merangkum lima fakta seputar Gempa Sesar Lembang yang pernah dimuat di sejumlah berita di Ayobandung.com:
1. Panjangnya 29 km
Peneliti kegempaan ITB, Irwan Meilano mengatakan, Sesar Lembang merupakan patahan geser aktif yang membentang sepanjang 29 kilometer dari titik nol di ujung barat Kota Bandung (area Cimahi dan Kecamatan Ngamprah) hingga ke sisi timur Bandung (Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung dan sebagian area Jatinangor, Kabupaten Sumedang).
2. Lempeng bergerak 3mm per tahun
Dari hasil penelitian sejumlah ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dapat dipahami bahwa patahan ini bergerak sebanyak 3 mm hingga 5 mm setiap tahunnya. Angka ini termasuk ke dalam kategori pergerakan kecil. Sesar Lembang bergerak dengan pola geser ke kiri, namun pada bagian sesar yang berbelok di sejumlah titik, pola gerak menjadi naik.
3. Terakhir gempa 500 tahun lalu
Peneliti gempa dari LIPI, Mudrik Rahmawan Daryono, menjelaskan, hingga saat ini, tercatat ada dua sejarah kejadian gempa besar di Sesar Lembang. Kedua gempa tersebut terjadi pada abad ke-60 SM dan abad ke-15.
Meski demikian, dari penelitian tersebut belum dapat diketahui interval pasti kejadian gempa Sesar Lembang. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih mendalam dan menyeluruh untuk mengetahui "ulang tahun gempa" Sesar Lembang.
Hal yang sudah dapat disimpulkan saat ini adalah, Sesar Lembang telah memasuki akhir siklus gempanya dan mulai mengeluarkan energi yang tersisa.
4. Potensi gempa hingga 7 SR
Irwan Meilano mengatakan, berkaca dari magnitudo gempa yang lalu, potensi gempa Sesar Lembang bisa mencapai 6,5-7 Skala Richter. Pasalnya, gempa di kawasan tersebut sebelumnya berkekuatan lebih dari 6 SR.
5. Ancaman amplifikasi
Peneliti Puslit Geoteknologi LIPI, Adrin Tohari, menjelaskan, sifat permukaan tanah di Kota Bandung berbeda dengan Palu dan sekitarnya sehingga tidak ada potensi likuifaksi.
"Dari hasil penelitian kami, Cekungan Bandung didominasi tanah lempung, sehingga tidak ada potensi likuefaksi. Yang bermasalah, tanah lempung akan memperkuat guncangan gempa ke permukaan," jelasnya.
Penguatan guncangan alias amplifikasi menyebabkan getaran seismik terasa lebih kuat di permukaan tanah, sekaligus berpotensi memperparah kerusakan akibat guncangan gempa.
Artikel Terkait
Waduh! Gempa Terakhir Akibat Sesar Lembang Terjadi 500 Tahun Lalu, Kini Masih Aktif, Kok Bisa?
Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri Masuk Zona Merah? BMKG Sebut Bisa jadi Kuburan Massal!
Sesar Lembang Masih Jadi Ancaman di Jawa Barat, Ini Bukti Aktifnya Patahan Menurut Seismologi!
20 Desa Zona Bahaya Sesar Lembang di KBB Didorong Jadi Desa Tangguh Bencana
Rumah Warga di 20 Desa Zona Bahaya Sesar Lembang Belum Tahan Gempa
Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri dari Mana ke Mana? Daerah ini Harus Waspada, Wilayah Kalian Termasuk?
Gempa Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri Apakah Akan Terjadi? Intip Riwayat Guncangan Kedua Sesar Aktif Ini
Bandung dan Ancaman Bom Waktu Sesar Lembang, Ahli Sebut Waspada Gempa Selalu Mengintai!
Ancaman Gempa Sesar Lembang-Sesar Cimandiri Nyata, Langkah Mitigasi Gimana?
Waspada Gempa Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri, Berikut Doa saat Terjadi Goncangan Dahsyat