Inilah Persamaan Karakteristik Antara Sesar Cimandiri dengan Sesar Lembang: Ternyata Satu Frekuensi!

- Rabu, 8 Maret 2023 | 13:11 WIB
Karakteristik Antara Sesar Cimandiri dengan Sesar Lembang (repo.itera.ac.id)
Karakteristik Antara Sesar Cimandiri dengan Sesar Lembang (repo.itera.ac.id)

AYOBANDUNG.COM - Keberadaan Sesar Cimandiri dan Lembang menjadi salah satu ancaman yang mengusik kehidupan masyarakat, khususnya di Jawa Barat.

Kewaspadaan akan potensi terjadinya gempa bumi memang harus selalu diterapkan bagi masyarakat yang berada di Jabar, khususnya di daerah patahan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, sebuah artikel ilmiah yang terbit di ITERA mengulas tentang keberadaan dari Sesar Lembang dan Cimandiri.

Baca Juga: Siapa Bursok Anthony Marlon? Pegawai Dirjen Pajak Minta Sri Mulyani Mundur, Ternyata Segini Gajinya Perbulan

Dari hasil penelitian yang ada, ternyata ada kesamaan karakteristik yang terjadi antara dua sesar yang berada di tanah Sunda itu.

Dikutip AyoBandung.com dari situs resmi ITERA, disebutkan bahwa persebaran nilai frekuensi dominan daerah di sekitar Sesar Lembang dan Cimandiri berkarakteristik sama.

Disebutkan bahwa kedua sesar tersebut memiliki persebaran nilai frekuensi dominan pada kisaran 1.4 hingga 2.5 Hz.

“Jika dilihat dari persebaran nilai frekuensi dominan daerah di sekitar Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri memiliki karakteristik yang sama yaitu memiliki persebaran nilai frekuensi dominan yang berkisar antara 1.4 – 2.5 Hz,” tulisnya.

Baca Juga: Kasus Rafael Alun Sudah Naik ke Penyelidikan, Namun Surat Perintah Belum Diterbitkan?

Sementara itu, disebutkan juga bahwa Kecamatan Padalarang dan Cisarua memiliki rentang frekuensi dominan yang relatife sama.

Nilai frekuensi dominan dari kedua daerah tersebut ternyata dipengaruhi oleh topografi yang cukup tinggi, sehingga sedimentasi tebal akan memberikan respon frekuensi dominan yang rendah.

“Daerah kecamatan Padalarang dan Kecamatan Cisarua memiliki rentang frekuensi dominan yang relatif sama,” seperti yang tertulis dalam artikel tersebut.

“Nilai frekuensi dominan kedua daerah ini dipengaruhi oleh topografi yang cukup tinggi sehingga sedimentasi yang tebal memberikan respon frekuensi dominan yang rendah,” terangnya.

Baca Juga: Ngeri! Potongan Chat 'Jebakan' AG Diduga Jadi Awal Penganiayaan, Pengacara AG: Harus Dilihat Utuh!

Halaman:

Editor: Maghita Primastya Handayani

Sumber: repo.itera.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X