CIANJUR, AYOBANDUNG.COM — Polemik kenaikan harga eceran tertinggi (HET) gas LPG 3 kilogram untuk rakyat miskin di Kabupaten Cianjur terus bergulir, aksi demo damai dan pengawasan DPRD Cianjur terus berlangsung.
Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Prabhu yang menyoroti kenaikan gas melon atau LPG 3 Kg, selain meminta pemerintah mencabut SK juga menilai adanya nuansa politik demi strategi Pemilu 2024 oleh partai politk tertentu.
“Kalau saya dari awal pengusulan (kenaikan HET Gas LPG 3 Kg), pendandatangan hingga saat ini berdasarkan informasi, media sosial dan pemberitaan di media massa, ada unsur politiknya,” terang Ketua DPC Prabhu Kabupaten Cianjur Hendra Malik pada wartawan, Jumat 3 Maret 2023.
Baca Juga: Nasib Honorer non ASN, Peluang Jadi PNS dan Seleksi CASN 2023, Cek di Sini
Hendra mengungkapkan, saat ini polemik kenaikan gas elpiji ini menyebabkan bola panas ada di tangan Bupati Cianjur H Herman Suherman, karena ialah yang menandatangani surat keputusan tersebut.
Padahal usulan kenaikan ini bukan dari perangkat pemerintah, tetapi berdasarkan permohonan dari DPC Hiswana Migas Cianjur dengan segala alasan yang tidak tepat.
“Kalau memang tidak ada niatan negatif secara politik, seharusnya Hiswana Migas menahan diri dengan tidak mengusulkan kenaikan ditanda tangani pada saat Cianjur masih berduka dilanda bencana gempa,” jelasnya.
Faktanya, saat ini masyarakat menyalahkan Bupati Cianjur karena menandatangani kenaikan dalam bentuk surat keputusan.
Namun, Hendra juga merasa seharusnya Bupati juga menahan diri untuk tidak mengeluarkan SK mengingat Cianjur sedang dilanda bencana.
“Mengenai motif politik mendesak dengan usulan kenaikan harga gas melon itu, sudah menjadi rahasia umum atuh siapa parpol yang bermain dan targetnya jelas Pemilu 2024,” ujarnya.
Terlepas dari semua itu, Hendra keukeuh menuntut Bupati mencabut SK kenaikan HET gas elpiji 3 kilogram, karena semua alasan dari pemerintah maupun Hiswana Migas tidak tepat.
“Kami kemarin audiensi dengan Bupati yang diwakili Asda II, semua alasan kenaikan ini tidak tepat, salah satunya katanya penyesuaian harga, kalau tidak dinaikan, khawatir gas melon akan dijual ke luar kota, kenyataannya kami punya bukti sebaliknya, banyak tabung gas dari luar kota masuk ke Cianjur di saat sebelum adanya SK kenaikan harga,” tandasnya.***
Artikel Terkait
Aksi Premanisme Resahkan Warga Apartemen Kemang View Bekasi, Bawa Senjata Tajam dan Rusak Fasilitas
Golkar Jabar Targetkan 20 Persen Kursi DPRD di Pemilu 2024
KUR BRI 2023 Bakal Hadir dengan Skema dan Jenis Baru, Resmi Berdasarkan Permenko No 1 Tahun 2023
Glamour Camping di Tenda Mirip Iglo, Segini Tarifnya
Penyelidikan Keracunan Massal di KBB, Uji Lab Temukan Makanan Terkontaminasi Bakteri Salmonella
Bakal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Kabupaten Bandung Terhalang Masalah Ini
Dewi Perssik Skakmat Indra Bekti Usai Curhat Soal Aldilla Jelita, Singgung Soal Kewajiban Istri Begini
Resmi! Honorer Batal Dihapus, Formasi CPNS dan PPPK 2023 Disiapkan
BTN dan REI Kolaborasi Demi Pertumbuhan Ekonomi lewat Pembiayaan Perumahan di Indonesia
Keracunan Massal di Lembang Bandung Barat Resmi Ditetapkan KLB