AYOBANDUNG.COM - Dua kementerian tak sinkron. Impor KRL bekas Jepang jadi mandek. Efeknya horor. Anak kereta alias anker wajib tahu.
Kementerian Perhubungan mendorong Impor KRL bekas Jepang. Sementara Kemenperin melarang impor. Efeknya horor. Lantaran impor KRL bekas Jepang tak jelas, nasib anker dipertaruhkan.
Nasib anker dipertaruhkan? Coba simak penjelasan polemik Impor KRL bekas Jepang. Efeknya horor. Dampaknya bisa sangat dahsyat.
BACA JUGA: Soal Impor KRL Bekas Dari Jepang, Politisi PKS: Loh Kok Malah Seneng Impor Barang Bekas?
Ada pesan penting yang disisipkan pengamat transportasi.
Kesampingkan dulu ego antar kementerian. Dahulukan kepentingan rakyat.
Polemik impor KRL bekas dari Jepang harus segera diakhiri. Jangan dibiarkan berlarut-larut.
Analisis pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mohon disimak.
Awas! Ada harga yang harus dibayar mahal. Ini tak main-main.
Yang pertama, pertimbangkan nasib penumpang. Nasib anker bisa sangat tak jelas. Mobilitasnya bisa sangat terganggu karena kurangnya armada.
Lantas apa impact-nya? Djoko Setijowarno mencoba memberikan gambaran besarnya.
"Kemungkinan dua. Pertama kereta lama tak dioperasikan. Kedua dioperasikan," sebutnya, Kamis (2/3/23).
Masing-masing opsi ada konsekwensinya. Semua punya dampak plus minus.
"Kalau tak dioperasikan, makin banyak penumpang yang terlantar. Kalau dioperasikan, siapa yang mau jamin keselamatan?" tambahnya.
Jaminan keselamatan ini yang wajib digarisbawahi. Logikanya bisa digambar ulang. Semua bisa terlihat jelas.
Artikel Terkait
Petugas KRL Penemu Rp 500 Juta Diangkat Jadi Karyawan Tetap
Seratus Ribu Penumpang Gunakan KRL pada Senin Pagi
Tarif KRL Commuter Line Naik Awal 2023
Waduh! Subsidi Tiket KRL Dicabut, Polusi Udara dan Kemacetan Tinggi Kembali Ancam Jakarta