CIMAHI, AYOBANDUNG.COM - Pemerintah Kota Cimahi mewaspadai penyebaran wabah difteri dari mobilitas warga ke luar daerah. Salah satunya perjalanan masyarakat Cimahi ke Kabupaten Garut lantaran daerah itu berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri.
Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Cimahi akan melakukan pemeriksaan dan skrining terhadap masyarakat yang melakukan perjalanan ke daerah pusat wabah. Apalagi, jarak antara Cimahi dan Garut terbilang cukup dekat.
"Garut statusnya KLB. Daerah itu kan jaraknya tidak terlalu jauh. Kita mengantisipasi penyebaran karena mobilitas masyarakat di Cimahi kan tinggi. Mungkin saja ada yang habis dari Garut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi Dwihadi Isnalini, Kamis 23 Februari 2023.
Baca Juga: HIPMI, Himpunan Pengusaha Muda Cimahi Siap Jadi Motor Penggerak Pemulihan Ekonomi
Diketahui, kasus penyakit difteri di Kabupaten Garut telah menewaskan tujuh orang warga.
Data terbaru, kasus penyakit ini selain ditemukan di Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan juga terdapat di Kecamatan Tarogong Kidul.
Dwihadi menegaskan, difteri merupakan penyakit berbahaya dan mematikan apabila tidak dilakukan pencegahan. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang merasakan gejalanya untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Seperti gejala difteri ditandai dengan demam menggigil, suara serak, tenggorokan terasa sakit, kesulitan bernafas. Kemudian adanya kelenjar betah gening pada leher, tenggorokan dan amandel tertutup oleh membrane atau selaput berwarna abu-abu.
Baca Juga: Kondisi Bayi Terindikasi Difteri di Purwakarta Berangsur Membaik
"Terkait adanya KLB di Garut kami mengimbau apabila ada yang mengalami gejala ada demam tinggi, sakit menelan segera memeriksakan diri ke Puskesmas," imbuh Dwihadi.
Kemudian untuk pencegahan lainnya pihaknya meminta para orang tua untuk melengkapi anaknya dengan imunisasi.
"Untuk bayi yang belum imunisasi terutama yang belum lengkap untuk datang ke Posyandu atau fasilita kesehatan," ujarnya.
Dwihadi menerangkan, wabah difteri bisa menular cepat melalui droplets, sekresi, atau kontak langsung dengan penderita. Bakteri tersebut penyebarannya cukup cepat dan meluas sehingga harus dilakukan antisipasi.
Baca Juga: Seorang Bayi 5 Bulan di Purwakarta Diduga Terjangkit Difteri
Artikel Terkait
Kasus Difteri Meningkat, Program Imunisasi Perlu Dievaluasi
Wabah Difteri, Kemenkes Diminta Audit Sistem Fasilitas Cold Chain
Waspada Difteri, Kota Bandung Akan Gelar ORI
Siswa di 2.628 Sekolah Jadi Target Vaksin Difteri
Bocah Lima Tahun Positif Difteri Meninggal Dunia
Masalah Difteri Menyangkut Masalah Keamanan Bangsa
RSHS Siap Hadapi Pasien Difteri