Kota Mati Terlihat saat Bendungan dengan Anggaran Rp6,5 Triliun Ini Surut! Hanya 30 Menit dari Bandung

- Selasa, 19 September 2023 | 06:30 WIB
Bendungan dengan anggaran Rp 6,5 Triliun ini memiliki keunikan saat surut yaitu akan memunculkan bangunan rumah yang terendam. (sda.pu.go.id)
Bendungan dengan anggaran Rp 6,5 Triliun ini memiliki keunikan saat surut yaitu akan memunculkan bangunan rumah yang terendam. (sda.pu.go.id)

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Salah satu keunikan bendungan atau waduk yang terletak di sebelah timur Kota Bandung ini dapat dilihat pada musim kemarau.

Bendungan yang dibangun dengan nilai Rp6,5 triliun akan memperlihatkan pemandangan unik saat air surut lantaran deretan bangunan tua masih kokoh berdiri seperti layaknya kota mati yang ditinggalkan penghuninya.

Meski menjadi sarana irigasi terbesar di wilayah sebelah timur Bandung, bendungan ini bahkan memiliki mitos seperti adanya penunggu ular yang menjaga kawasan ini.

Baca Juga: Telan Dana Rp 2,5 T Bendungan Terbesar se Asia Tenggara Ini, Bisa Buat Petani Panen 3 Kali Setahun

Bendungan yang dimaksud adalah Waduk Jatigede yang terletak di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka yang menjadi salah satu peninggalan sejarah penuh makna.

Selain menjadi waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Waduk Jatigede juga menyimpan kisah menarik yang telah melintasi berbagai periode sejarah.

Gagasan pembangunan waduk ini pertama kali muncul pada zaman Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno pada tahun 1963. Saat itu, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas irigasi dan menyediakan sumber air untuk pertanian, serta untuk kebutuhan air minum.

Namun, jika kita merenung lebih jauh, kita akan menemukan bahwa gagasan pembangunan waduk ini bahkan telah ada sejak masa penjajahan Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk dan Waduk Jatigede dipandang sebagai waduk utama dan terbesar di antara ketiganya.

Baca Juga: Telan Dana Rp 6,5 Triliun Bendungan di Jabar Ditolak Masyarakat Namun Siapa Sangka Manfaatnya Sebesar Ini

Sayangnya pembangunan waduk ini menghadapi penolakan dari masyarakat sekitar yang membuat rencana pembangunan tersebut akhirnya dibatalkan.

Waduk Jatigede akhirnya berhasil dibangun pada tahun 2008 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diresmikan pada tahun 2015. Operasional penuhnya baru dimulai pada tahun 2017.

Dengan luas keseluruhan mencapai 4.980 hektare, waduk ini mencakup wilayah Kabupaten Majalengka dan Sumedang. Wilayah genangan Waduk Jatigede melibatkan 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal.

Ini adalah proyek yang melibatkan proses relokasi pada tahun 1982, perancangan pada tahun 1988, dan pembangunan yang berlangsung dari tahun 2007 hingga 2015 dengan anggaran mencapai Rp6,5 triliun.

Baca Juga: Jadi Bendungan Buatan Terbesar se-Asia Tenggara, Ternyata Waduk Ini Ada di Jawa Barat, Ada yang Tahu?

Waduk Jatigede ini dibangun dengan cara memblokade aliran Sungai Cimanuk yang terletak di wilayah Kecamatan Jatigede. Dengan kapasitas air sebesar itu, Waduk Jatigede mampu mengairi lebih dari 90 ribu hektare lahan pertanian yang produktif di wilayah Sumedang, Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Majalengka.

Halaman:

Editor: Miftah Salis Hidayah

Sumber: disparbud.jabarprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kerap Macet, Perlu Ada Jalan Baru di Cileunyi

Minggu, 24 September 2023 | 19:26 WIB

Empat Kendaraan Tabrakan Beruntun di Jalan BKR Bandung

Sabtu, 23 September 2023 | 12:46 WIB

[FOTO] Bazar Bayar Pakai Sampah di Balaikota Bandung

Sabtu, 23 September 2023 | 12:16 WIB

Resto Ayam Goreng Suharti Cipaganti Terbakar!

Sabtu, 23 September 2023 | 10:24 WIB

[FOTO] Bermain di Teras Cihampelas Bandung

Jumat, 22 September 2023 | 16:10 WIB
X