Cerita Pendek: TANGAN YANG DIBUNGKAM

Baca Juga: Prediksi Liverpool vs Chelsea Liga Inggris 2023 Malam Ini: Bursa Taruhan, Skor, Live Streaming, LineUp dan H2H

Belum pernah terjadi hal yang demikian ini. Malam semakin larut, dan Karmin tak juga pulang. Para tetangga yang sedang bersedih, mencoba menghubungi nomor Karmin berkali-kali dan tak pernah diangkat. Mak Ru tidak pernah meneleponnya sendiri, dikarenakan Mak Ru tidak atau belum membutuhkannya. Dan Mak Ru mengatakan kepada Karmin, kalau matanya tak sanggup melihat huruf yang tampak kecil di ponsel.

Hingga jauh malam, para tetangganya lelah, dan berpamitan satu per satu. Jika esok masih belum kembali, kami akan bantu carikan Mak. Mungkin saja ia sedang menginap karena terlalu kelelahan mengerjakan pesanan lukisan, hibur mereka.

Mak Ru masih mematung di halaman.

Sementara di kota, Karmin berusaha meronta di dalam karung. Tubuh dan tangannya diikat, mulutnya disumpal. Orang-orang yang mempekerjakannya lari, melihat aparat keamanan yang datang.

Sebelum ditangkap dan diikat, ia sempat melawan, sampai berhasil membuat tiga orang petugas roboh. Namun ia tetap seorang diri, dan selain mereka beramai-ramai, mereka memakai alat pelindung yang lengkap.

Saat hendak Karmin diseret dan hendak dimasukkan dalam mobil, salah seorang itu berkata, "Kau tahu, tulisanmu meresahkan masyarakat. Selama ini kami mencari pelaku, siapa yang berani mengotori tembok-tembok di bawah jembatan layang itu."

Karmin masih berusaha meronta, tetapi usahanya itu sia-sia belaka. ***

Ciputat, 29 Agustus 2021

Rumadi, lahir di Pati 1990. Menulis cerpen. Saat ini aktif di FLP Ciputat dan komunitas Prosatujuh. Cerpennya dimuat berbagai media cetak dan daring. Buku pertamanya berjudul Melepaskan Belenggu diterbitkan oleh Jagat Litera.