cerita pendek Akhmad Idris*
AKU LELA lelah dengan lara dan bosan dengan kemiskinan. Akhirnya, di sepertiga sunyi yang terakhir ini aku meminta kepada Sang Pemilik semesta.
“Tuhan, mengapa tak Kau jadikan saja semuanya dengan sempurna agar tak ada lagi manusia yang menderita? Tuhan, mengapa tak Kau ciptakan saja semua manusia dengan keadaan kaya raya agar tak ada lagi yang mengemis gerimis untuk meredakan dahaga? Tuhan, mengapa tak Kau takdirkan saja semuanya serba sama agar tak ada lagi rasa iri di dalam hati?”
Entah beruntung atau sial, doaku kali ini dikabulkan Tuhan!
***
Baca Juga: Prediksi Skor Maroko vs Portugal Perempat Final Piala Dunia 2022: Jangan Anggap Remeh
Sejauh mata memandang, yang kulihat adalah kesempurnaan. Tak ada rumah reot, sebab semuanya kini menjadi rumah gedongan. Tak ada lagi mobil atau motor butut, sebab semuanya menjadi kendaraan-kendaraan mewah kekinian.
Rumahku yang dulunya kecil; sempit; dan kumuh, kini berubah seratus delan puluh derajat menjadi rumah dengan desain modern. Belum lagi garasi yang dilengkapi dengan satu mobil mewah Eropa serta satu motor mewah keluaran terbaru, taman dengan bunga-bunga yang mempesona, dan kolam ikan koi yang sejak dulu kuimpi-impikan.
Semua masih terasa seperti mimpi. Kemudian terpikir olehku untuk mengecek saldo tabungan yang membuatku tercengang. Nominal saldoku bahkan tak akan habis dalam kurun waktu 50 tahun.
Belum puas melihat keajaiban ini, segera kukeluarkan motor mewah dari garasi. Aku ingin mengelilingi kota untuk memastikan daya jangkau keajaiban ini. Memang benar, kulihat kini semua orang adalah bos. Tak ada yang membutuhkan karyawan dalam wujud manusia.Semuanya dikelola secara digital.
Rasa penasaranku kembali terlecut saat melihat bangunan sekolah yang terlihat seperti bangunan apartemen luxury. Semua gurunya memiliki mobil pribadi. Tak ada yang harus bersusah payah mengayuh sepeda ontel atau angkutan umum demi mengajarkan ilmu pengetahuan pada anak didiknya. Kini semua guru terlihat benar-benar sejahtera.
Kulanjutkan observasiku dengan melintasi jalan lainnya yang biasanya dipenuhi oleh pengemis dan pengamen. Kini semuanya hilang tak berbekas seolah ditelan bumi hidup-hidup. Kemudian mulai kuamati setiap manusia yang lewat. Hasilnya lagi-lagi mencengangkan, yakni semua perempuan dan laki-laki memiliki paras yang menawan.Tak ada lagi istilah maha benar bagi netizen-netizen gudluking karena semua netizen sekarang telah menjadi manusia-manusia good looking.
Aku sampai lupa belum mengamati wajahku sendiri. Akhirnya kuberanikan diri memandang spion. Aku tersenyum puas dengan hidungku yang mancung dan sorot mata yang tajam.
Observasi ini membuatku lumayan lelah, sehingga kuputuskan untuk kembali ke rumah. Suasana rumah juga tak kalah sempurna, seorang istri yang patuh kepada suami sekaligus seorang anak yang berbakti.
Artikel Terkait
Cerita Pendek: PERSELINGKUHAN
Cerita Pendek: KABUT KEMBANG RANDU
Cerita Pendek: GROOTE POST WEG 17
Cerita Pendek: PEREMPUAN YANG INGIN MENYULAM BIBIRNYA