NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM - Jalan Raya Pos atau De Groote Postweg membentang dari Anyer Provinsi Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.
Jalan yang dibangun 4 abad silam, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels ini di beberapa tempat mulai tak terawat, bahkan dilupakan sebagai jalur utama untuk kendaraan.
Kondisi itu terjadi salah satunya di Jalan Raya Pos Rute Rajamandala-Cimahi.
Kehadiran Tol Cipularang tahun 2005 dan Tol Rajamandala tahun 1979, membuat jalan bersejarah ini tak lagi dipilih sebagai akses transportasi utama Jakarta-Bandung.
Baca Juga: Bojong Kunci: Sejarah Cita Rasa Opak
Padahal, dalam pelaksanaannya proyek jalan ini memakan ribuan korban jiwa.
Menurut sumber Inggris dalam buku Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (1995) karya Pramoedya Ananta Toer, 12 ribu orang pekerja tewas.
Pembangunan jalan paling ambisius ini disebut Pram sebagai salah satu genosida terbesar dalam sejarah kolonialisme di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Sosok 'The Killer' di Balik Toko Akiat, Juara Dunia Layangan dari Kota Bandung
Artikel Terkait
Stasiun Radio Malabar: Bukan Sekadar Pemancar Tercanggih pada Zamannya, tapi Tempat Spiritual
Judul Lagu Halo-halo Bandung Terinspirasi dari Radio Malabar
Asal-usul Nama Padalarang, Toponimi yang Berhubungan dengan Harimau dan Dipati Ukur
Kawasan Kota Tua Padalarang Perlu Didorong untuk Pengendalian Tata Ruang
Jalan Radio Dayeuhkolot, Saksi Sejarah Penyebaran Teks Proklamasi
Makam Pahlawan Kondang, Tempat Peristirahatan Pejuang yang Melawan DI/TII
Makam Pahlawan Kondang, Tempat Peristirahatan Pejuang yang Melawan DI/TII
Makam Pahlawan Kondang, Tempat Peristirahatan Pejuang yang Melawan DI/TII
Mengenal Sosok 'The Killer' di Balik Toko Akiat, Juara Dunia Layangan dari Kota Bandung
Bojong Kunci: Sejarah Cita Rasa Opak