Wargi, mari mengenang lagi sejarah Masjid Raya Bandung. Kita intip kembali bagaimana kronologi perubahannya dari masa ke masa.
REGOL, AYOBANDUNG.COM — Alun-alun biasa digunakan masyarakat sebagai tempat berkumpul dengan berbagai kepentingannya.
Pun, keberadaan alun-alun senantiasa jadi satu kesatuan dengan masjid raya dan bangunan pemerintahan lainnya.
Pernyataan tersebut pernah diungkapkan N. Kartika, dosen Program Studi Sejarah Universitas Padjadjaran, pada tahun 2018 lalu.
Menurut catatan sejarah, lebih dari 50 tahun wilayah Priangan dan sebagian dari Jawa Barat, pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram. Salah satu jejak buktinya yaitu alun-alun, yang merupakan sisa pengaruh Mataram yang masih kuat
“Dulu Alun-alun masih berbentuk sederhana, bentuknya tanah lapang. Seperti alun-alun di banyak kota, bagian tengah alun-alun Bandung ditanami sepasang pohon beringin. Bangunan yang ada di dekat sana ada pendopo, masjid agung/raya, dan sebagainya,” jelas Kartika, pada tahun 2018, kepada Ayobandung.com.
Baca Juga: Misteri Pisau Belati Raksasa di Gunung Manik Cipatat
Pohon beringin yang berada di Alun-Alun Bandung, pada masa lampau, juga lazim dijadikan orang untuk tempat berteduh. Tetapi, pada masa pendudukan Jepang, pohon beringin tersebut tumbang.
Tumbangnya pohon itu sekaligus jadi tanda kejatuhan Belanda pada saat masa penjajahan.
Artikel Terkait
Sejarah Jalan Braga di Kota Bandung
Ngareuah-reuah Poe Basa Indung Sadunya: Pasang Twibbon-na jeung Sakseni Acara Puncakna!
Asal-Usul 15 Jalan di Bandung yang Gunakan Nama Orang Asing
Sejarah Pabrik Kina Bandung Cuma Hiasan, Gedung Cagar Budaya Itu Malah Terbengkalai
Pabrik Kina Pertama di Kabupaten Bandung Tinggal Puing Tak Berguna
Pabrik Kina Bukit Unggul, Industri Warisan Belanda Kini di Ujung Tanduk
Situs Benteng Legok Jawa di Bandung Barat Rusak Penuh Lubang Galian, Diduga Bekas Pemburu Harta Karun
Berziarah ke Makam Sembah Dalem Wirasuta Cimahi
Sejarah Jalan Dra Hj Djulaeha Karmita Cimahi, dari Perempuan Paling Berani di Medan Perang
Misteri Pisau Belati Raksasa di Gunung Manik Cipatat