Dalam catatan sejarah Pasar Cihapit, terkandung kegetiran dan peristiwa pahit. Orang-orang yang dahulu tinggal di sana, mungkin tak ingin mengingatnya lagi.
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Di Pasar Cihapit, orang-orang datang dan pergi sesuai kebutuhannya. Hiruk pikuk perniagaan berputar sepenuh hari.
Tidak terbayangkan, jika di tempat yang ramai itu, kenangan pahit warga Bandung tertancap dengan jelas. Sejarah Pasar Cihapit yang jauh dari kesan suka cita.
Bersumber pada penjelasan Alex Ari, wakil dari Komunitas Aleut, dari awal, area Cihapit sebenarnya berupa pemukiman untuk para pegawai Belanda.
Tetapi, bukan untuk mereka yang kelas atas, melainkan golongan lebih rendah.
"Kawasan Cihapit, sebagai perumahan untuk pegawai menengah rendah, tahun 1921 sudah dibangun sekitar 127 rumah dilengkapi dengan 12 bangunan toko," ungkap Ari.
Baca Juga: Sejarah Gedung The Historich Cimahi, Tempat Hiburan Tentara Belanda
Dipaparkan Ari, bangunan awal itulah yang kemudian jadi bagian depan Pasar Cihapit saat ini.
Selain itu, eksistensi Pasar Cihapit juga tidak bisa dilepaskan dari rencana pemerintah kolonial Hindia Belanda, yang ingin memindahkan ibu kota dari Batavia ke Bandung.
"Pasar Cihapit ga bisa dilepaskan dari perkembangkan wilayah tersebut. Wilayah tersebut (kawasan Cihapit) dibangun sebagai bagian perpindahan ibu kota Hindia Belanda, dari Batavia ke Bandung," lanjut Ari.
Bagaimanapun, rencana besar Hindia Belanda itu terkendala oleh resesi besar dunia, yang dikenal dengan Malaise. Rencana pembangunan pusat pemerintahan pun tertunda. Buktinya, meurut Ari, bangunan-bangunan yang telah direncakanan sebelumnya tidak terealisasi sepenuhnya.
Baca Juga: Sejarah Balap Mobil di Bandung, Bloemenrally KLM Tahun 1952
Sementara itu, para pegawai kelas menengah ke bawah pun kesulitan membayar harga sewa rumah di area Cihapit. Mereka mulanya mesti membayar sekitar 10 gulden, tetapi sebab pembayaran mayoritas tidak lancar, harga disesuaikan kembali.
Kesulitan pembayaran itu menunjukkan kondisi ekonomi rerata warga Cihapit, pada masa Hindia Belanda, tidak dapat dikatakan sejahtera. Selain ditindas kolonialisme, mereka pun tergilas oleh roda ekonomi.
Artikel Terkait
Sejarah Film Lutung Kasarung Tayang Perdana di Bioskop Bandung 1926
Balapan Becak di Bandung Tahun 1971
Sekolah Musik Tataloe dan Kreativitas Orang Bandung Memberdayakan Sampah
5 Sekolah Horor di Bandung, Mana yang Paling Seram?
VIDEO 5 Sekolah Horor di Bandung
Bioskop Tertua di Bandung Dahulu Bernama Radio City
Sejarah Lagu Halo Bandung (Hallo Bandoeng), Elegi tentang Kerinduan dan Kematian
Sastra Sunda: GRACE DI KAFE SIMPE
Sejarah Balap Mobil di Bandung, Bloemenrally KLM Tahun 1952
Sejarah Gedung The Historich Cimahi, Tempat Hiburan Tentara Belanda