Penambahan terjadi di 43 kota di 19 provinsi. 37 bioskop berada di ibu kota provinsi, dan 41 bioskop berada di kota dengan status kota/kabupaten. Di akhir Desember 2019, terdapat 508 bioskop dengan 2.110 layar.
Dari segi penghargaan terhadap film Indonesia, pada Festival Film Indonesia (FFI) 2019, film Kucumbu Tubuh Indahku menyabet delapan penghargaan sekaligus, termasuk di dalamnya kategori film dengan cerita panjang terbaik dan sutradara terbaik.
Sebelumnya, film garapan Garin Nugroho tersebut mendapatkan pelarangan pemutaran di berbagai daerah. Selain larangan tayang, film itu juga mendapat tentangan keras dari berbagai pihak karena dinilai menampilkan citra LGBT.
Tak hanya meraih penghargaan Citra terbanyak di FFI 2019, Kucumbu Tubuh Indahku mendapat penghargaan di beberapa festival internasional, di antaranya Festival des 3 Continents 2018 dan Asia Pacific Screen Award 2018.
Baca Juga: Misteri Pembunuhan di Rumah Asep Berlian
Tak hanya menunjukkan capaian estetik, pemberian penghargaan di FFI juga seolah menyuarakan keberpihakan industri film Indonesia pada masalah kebebasan berekspresi dan isu aktual lainnya.
Malang, pada tahun 2020, perindustrian film Indonesia harus anjlok oleh hal yang bukan campur tangan manusia.
Dalam laporan Pemandangan Umum Industri Film 2020, pukulan Covid-19 terhadap perfilman Indonesia datang lebih dini sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo resmi menanggapi Covid-19 setelah Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi bencana non-alam pada 13 April 2020.
Sementara pengambil kebijakan tarik-ulur pada bulan Maret. Sejumlah produser film Indonesia tak bisa mengelak dari bayang-bayang kerugian finansial dan merancang ulang skenario produksi film dalam beradaptasi dengan perkembangan situasi bencana kesehatan.
Hingga akhir Maret 2020, jadwal penayangan sepuluh film Indonesia bahkan ditunda, yaitu: KKN di Desa Penari, Tersanjung The Movie, Jodohku Ke Mana?, Roh Mati Paksa, Djoerig Salawe, Malik & Elsa, Tarung Sarung, Serigala Langit, Generasi 90-an: Melankolia, dan Bucin.
Baca Juga: Sejarah Benteng Gedong Dalapan Bandung, Diyakini Banyak Simpan Harta Karun Belanda
Saat ini, meskipun masih menerapkan aturan ketat protokol kesehatan, sudah banyak bioskop yang buka dengan sejumlah kebijakan.
Sembari mengenang sejarah film Lutung Kasarung yang tayang perdana di bioskop Bandung tahun 1926, tentunya kita merindukan masa-masa menonton film di layar lebar dengan santai dan leluasa. [*]
Artikel Terkait
Cipto Mangunkusumo Dua Kali Tinggal di Bandung, Dua-duanya Berakhir dengan Pembuangan
13 Buku Karya Mohamad Koerdie Alias Sjarif Amin
Betulkah 36 Bangunan di Bandung Ini Karya Arsitek CP Wolff Schoemaker?
Sejarah Pecinan di Bandung: Romansa Tionghoa dengan Pribumi dan Permusuhan dengan Eropa
Misteri Pembunuhan di Rumah Asep Berlian
Sungai Cikapundung di Mata Orang-orang Sezaman
Sejarah Benteng Gedong Dalapan Bandung, Diyakini Banyak Simpan Harta Karun Belanda
Sejarah Masjid Salman ITB
Sejarah Museum Pos Indonesia di Kota Bandung
Sisa Sejarah Manusia Purba di Goa Pawon