Menilik sejarah Masjid Salman ITB jadi nostalgia yang unik. Pasalnya, membangun masjid pada masa Orde Lama bukanlah perkara yang mudah seperti sekarang.
COBLONG, AYOBANDUNG.COM — Sebuah masjid berdiri dengan megah di Jalan Ganesha No.7, Coblong, Kota Bandung, ini memiliki kisah unik yang menarik untuk disimak.
Masjid yang terletak di seberang kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjadi bangunan ikonik kebanggaan warga ITB.
Suasana masjid yang tenang, adem, dan nyaman, selain digunakan sebagai tempat ibadah, juga dijadikan sebagai tempat belajar dan diskusi yang selalu disinggahi oleh mahasiswa maupun dosen.
Masjid ini dinamakan Masjid Salman atas usul Presiden Indonesia sekaligus alumnus ITB yakni, Ir. Soekarno. Dilansir dari laman Masjid Salman ITB, salmanitb.com, Presiden Soekarno kala itu bertanya pada Saifuddin Zuhri, Menteri Agama RI, “Siapa itu sahabat (Nabi Muhammad) yang menggali parit pada saat Perang Khandaq?” sontak dengan sigap sang menteri menjawab “Salman.”
Sebelum ada Masjid Salman, dulu mahasiswa-mahasiswa Muslim di ITB harus bersusah payah berjalan kaki dari ITB ke Masjid Cihampelas untuk menjalankan ibadah salat.
Baca Juga: Sejarah Benteng Gedong Dalapan Bandung, Diyakini Banyak Simpan Harta Karun Belanda
Melihat hal itu, Prof. TM Soelaiman bersama tiga orang sahabatnya yakni Achmad Noeman, Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat mengusulkan kepada Rektor ITB saat itu Prof. Ir. Otong Kosasih untuk mendirikan sebuah masjid di lingkungan ITB.
Namun, Rektor ITB tak setuju dengan alasan: jika orang Islam minta membangun masjid maka orang komunis akan meminta Lapangan Merah di ITB. Prof. TM Soelaiman dan teman-teman tak menyerah untuk menggalang dukungan Presiden Soekarno, yang kemudian memberikan restunya pada 28 Mei 1964 untuk mendirikan rumah ibadah ini.

Menilik sejarah Masjid Salman ITB jadi nostalgia yang unik. Pasalnya, membangun masjid pada masa Orde Lama bukanlah perkara yang mudah seperti sekarang, karena agama Islam saat itu mulai mengalami kebangkitan di tengah kepopuleran PKI.
Meskipun pada akhirnya Rektor ITB kala itu akhirnya memberikan izin untuk membangun Masjid Salman.
Baca Juga: Sejarah Masjid Cipaganti dan Jejak Wolff Schoemaker di Bandung
Fasad yang unik menjadi ciri khas Masjid Salman ITB dibanding masjid-masjid pada umumnya. Melansir dari laman ITB, atap Masjid Salman ITB terbuat dari beton dengan bentuk cekung, menggambarkan tangan yang menengadah ke atas seperti berdoa.
Artikel Terkait
Dari Vereeniging Himpoenan Soedara ke Bank Woori Saudara
Trik Dagang Orang Tionghoa: Jago Berniaga kepada Pribumi Sejak Dahulu
Sejarah Bioskop-bioskop Bandung, dari Film Hollywood hingga Film Lokal
Cipto Mangunkusumo Dua Kali Tinggal di Bandung, Dua-duanya Berakhir dengan Pembuangan
13 Buku Karya Mohamad Koerdie Alias Sjarif Amin
Betulkah 36 Bangunan di Bandung Ini Karya Arsitek CP Wolff Schoemaker?
Sejarah Pecinan di Bandung: Romansa Tionghoa dengan Pribumi dan Permusuhan dengan Eropa
Misteri Pembunuhan di Rumah Asep Berlian
Sungai Cikapundung di Mata Orang-orang Sezaman
Sejarah Benteng Gedong Dalapan Bandung, Diyakini Banyak Simpan Harta Karun Belanda