7. Sempalan dari De Diamant karya Harry Mulisch. Diterbitkan pertama kali sebagai buku pada 1983 oleh Penerbit Sumur Bandung. Buku ini merupakan satu-satunya buku Mohamad Koerdie yang menggunakan nama penulis Sjarif-Amin Raéhan.
Baca Juga: Robert Alberts Rampung Menulis Buku, Membahas tentang Apa?
8. Tidak diberi judul. Buku setebal 166 halaman ini ditulis bersama ayahnya, Muhamad Sarkawi. Muhamad Sarkawi menulis 142 halaman dan selesai 23 Februari 1920. Dua puluh empat halaman sisanya diteruskeun oleh Mohamad Koerdie dan baru selesai pada 20 Oktober 1944.
9. Tidak diberi judul. Ini tampaknya bukan karya asli. Soalnya, menurut Muhamad Sarkawi, buku mengenai Syekh Abdulkadir Zaelani ini dibeli Rp 3 dari Mas Muhamad Suja’i tanggal 2 Januari 1911. Oleh Mohamad Koerdie, buku ditik ulang dan dijilid tebal pada 1945.
Empat Buku Nonfiksi Karya Mohamad Koerdie
Sementara itu, empat karya nonfiksi Mohamad Koerdie adalah:
1. Perjoangan Paguyuban Pasundan 1914-1942. Buku ini selesai ditulis tahun 1983. Cetakan perdananya dikerjakan oleh Penerbit Sumur Bandung pada 1984, selanjutnya diteruskan oleh Pustaka Jaya pada 2013.
2. Di Lembur Kuring. Kumpulan sketsa berdasarkan pengalaman Koerdie di desanya, Ciamis. Pertama kali dicetak sebagai buku pada 1961 oleh Penerbit Ganaco di Jalan Gereja No. 3 (sekarang jadi Gedung Bank BNI di Jalan Perintis Kemerdekaan). Tahun 1964 mengalami cetak ulang, dicetak lagi pada 1982 oleh penerbit Sumur Bandung. Pada 1984 dicetak lagi oleh Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Keur Kuring di Bandung. Kumpulan tulisan sketsa tentang kehidupan atau dinamika Kota Bandung. Tulisan ini semula berupa rubrik ”Ti Sisi Jalan” dan dimuat di Mingguan Sipatahoenan dari tahun 1964 sampai 1965. Lantaran topiknya sama, selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan pertama kali sebagai buku pada tahun 1983 oleh Penerbit Pelita Massa.
Baca Juga: Di Toko Bunga Palasari, Hanya Karangan Bunga Ucapan Duka yang Laku Diburu
Artikel Terkait
Bandung Baheula: Pesta di Lapang Tegallega, Dulunya Tempat Pacuan Kuda
Bandoeng Baheula: Sejarah Gedung Nedhandel NV
Bandung Baheula: Masjid Mungsolkanas, Masjid Tertua di Bandung
Bandung Baheula: Secuil Sejarah Jalan Asia Afrika dan Gedung Merdeka
Bandung Baheula: Kampung Kreatif Lokomotif Cicukang dan Kisah Lamanya
Paguyuban Sapedah Baheula yang Diakui Dunia Internasional
[Bandung Baheula] Secuil Sejarah Pahit di De Majestic
Jaarbeurs, Cerita di Balik Kemeriahan Pasar Malam Bandung Baheula
[Bandung Baheula] Mengenal Villa Isola, Ikon Universitas Pendidikan Indonesia
[Bandung Baheula] Mitos Tentang Terowongan Bawah Tanah Gedung Isola