Mengintip Lagi Kelamnya Penjara Banceuy di Bandung Tahun 1930-an

- Senin, 10 Mei 2021 | 17:35 WIB
Penjara Banceuy di Bandung tahun 1930-an.
Penjara Banceuy di Bandung tahun 1930-an.

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM — Tak jauh dari keramaian Jalan Braga dan Asia Arfrika, di pusat Kota Bandung, tersisa situs sejarah terpencil. Letaknya berada di belakang gedung perkantoran dan pertokoan Kompleks Banceuy Permai, Jalan Banceuy, tetapi yang tampak kini hanya sedikit struktur dari masa lalu.

Dahulu, situs itu disebut Penjara Banceuy. Sempat menjadi saksi sejarah penahanan proklamator Indonesia, Ir. Soekarno dan kedua rekannya di Partai Nasional Indonesia (PNI), Gatot Mangkuprdja dan Maskun Sumadireja, selama kurang lebih 7 bulan. 

Sebelum masuk ke dalam penjara, Soekarno digiring masuk ke gerbong kereta api yang seluruh jendelanya ditutup rapat, pada 30 Desember 1929. Bersama Gatot Mangkupradja dan Maskun, pemuda yang jadi tokoh sentral pergerakan kemerdekaan itu diangkut meninggalkan Yogyakarta menuju Bandung.

Dalam penjagaan ketat, Soekarno, Gatot, dan Maskun diturunkan di Stasiun Cicalengka, sekitar 30 kilometer di timur Kota Bandung. Dari sana, sebuah mobil mengangkut ketiganya menuju pusat kota.

Her Suganda, dalam bukunya Jejak Soekarno di Bandung (1921-1934), menggambarkan secara rinci rute perjalanan yang ditempuh 30 menit lebih cepat dari biasanya itu.

“Mobil melaju melewati daerah-daerah yang kini bernama Ujungberung, Cicadas, dan kemudian Kosambi. Ketika tiba di dekat alun-alun Kota Bandung, kendaraan tersebut berbelok ke kanan memasuki Jalan Banceuy, lalu berhenti sebentar di depan pintu gerbang sebelum memasuki penjara. Satu per satu penumpangnya kemudian diturunkan,” begitu Her Suganda menulis dalam buku yang diterbitkan pada tahun 2015 tersebut.

Sejak sore itulah Soekarno mendekam di Penjara Banceuy. Bersebelahan dengan kedua rekannya tadi. Soekarno menempati sel nomor 5, Gatot nomor 7, sementara Maskun di sel 9. Pintunya terbuat dari besi tebal, dan di dalamnya hanya terdapat tempat tidur lipat dari besi beralaskan jerami yang dilapisi tikar.

Penjara rendahan di Bandung tahun 1930-an

"Banceuy adalah penjara tingkat rendah. Didirikan di abad 19, keadaannya bobrok, kotor dan tua. Disana ada dua macam sel, yang satu untuk tahan politik, satu lagi untuk tahanan pepetek," itulah ucapan Bung Karno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya wartawati Amerika Serikat, Cindy Adams.

Tentang Penjara Banceuy, Soekarno mengingat banyak hal. Ia pun membagikannya lewat serangkaian wawancara dengan Cindy Adams di tahun-tahun menjelang kejatuhannya. 

Penjara Banceuy dibangun untuk menghukum para penjahat jalanan, dari maling hingga pembunuh. Bangunan ini, beserta seluruh aturan dan aparat yang menjagainya, dibuat untuk merontokkan mental mereka.

“Segera setelah aku masuk, rambutku dipotong pendek sampai hampir botak dan aku disuruh memakai pakaian tahanan berwarna biru pakai nomor di belakangnya,” kenang Soekarno.

Soekarno ditempatkan di sel nomor lima di Blok F. Sel selebar satu setengah meter ini menghadap ke barat. Panjangnya, menurut penuturan Soekarno sendiri, “Betul-betul sepanjang peti mayat”.

Sel ini tidak memiliki jendela tempat menjenguk. Pintunya terbuat dari besi hitam padat dengan hanya satu lubang kecil. Sel itu digambarkan Soekarno sebagai tempat yang, “Gelap, lembap, dan melemaskan”.

Halaman:

Editor: Aris Abdulsalam

Tags

Terkini

Bioskop-bioskop di Bandung Zaman Dulu

Sabtu, 23 September 2023 | 10:01 WIB

29 Nama Bambu Abadi dalam Toponimi

Kamis, 21 September 2023 | 16:07 WIB

Wisata Gunungapi yang Berkelanjutan

Jumat, 15 September 2023 | 11:25 WIB
X